PENGEMBANGAN TEKNOLOGI UNTUK MAJUKAN KECERDASAN BANGSA
Jakarta, Antara
PRESIDEN SOEHARTO menekankan pengembangan dan penguasaan ilmuan teknologi diarahkan untuk memajukan kecerdasan dan kemampuan bangsa serta kesejahteraan seluruh masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Pidato Presiden di depan sidang Paripurna DPR ketika mengantarkan Nota Keuangan dan RAPBN, hari Sabtu mengatakan, dalam memantapkan landasan pembangunan menuju tahap tinggal landas maka bidang ilmu dan teknologi harus ditingkatkan.
Peningkatan pembangunan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk menuju kemajuan besar seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain yang sudah maju, katanya.
Dalam lampiran Nota Keuangan dan RAPBN disebutkan pula bahwa peranan ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan pembangunan Upaya peningkatan dan pemantapan ketiganya harus terus ditingkatkan.
Peningkatan dan pemantapan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itu dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah nasional dan mencapai keseimbangan antara sektor pertanian dan industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan.
Selama Pelita IV pertumbuhan ilmu dan teknologi dapat berjalan lancar dan searah dengan prioritas pembangunan yang diarahkan untuk menanggulangi trikendala riset dan teknologi nasional, yaitu keterbatasan pada kualitas, kuantitas tenaga ahli dan peneliti.
Di samping itu kendala yang harus ditanggulangi ialah keterbatasan prasarana dan sarana serta keterbatasan dana. Untuk itu, kebijaksanaan riset dan teknologi dalam Pelita IV diarahkan kepada berbagai program atau proyek riset dan teknologi.
Program ini langsung dapat menunjang pemecahan masalah-masalah pembangunan antara lain dengan meningkatkan jumlah dan mutu tenaga riset dan teknologi, prasarana dan sarana riset dan teknologi serta penerapan teknologi tepat guna.
Pelaksanaannya dituangkan ke dalam lima program utama nasional ristek yang meliputi sektor kebutuhan dasar manusia, sumber alam dan energi, industrialisasi, pertahanan dan keamanan, sosial ekonomi dan budaya, falsafah serta hukum dan perundang-undangan.
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada pendidikan tingkat dasar dalam Pelita IV antara lain dilaksanakan dengan usaha meningkatkan nilai partisipasi murni pendidikan dasar yaitu persentase jumlah murid pendidikan dasar terhadap jumlah penduduk usia tujuh sampai 12 tahun.
Nilai partisipasi mumi menjelang akhir Pelita IV berdasarkan jumlah murid pada akhir Pelita III sebanyak 25,2 juta dan penduduk usia tujuh sampai 12 tahun menjelang akhir Pelita IV sebanyak 26,2 juta. Jumlah murid pendidikan dasar secara keseluruhan (SD dan Madrasah lbtidaiyah,termasuk murid di bawah tujuh sampai 12 tahun) meningkat dari 29,1 juta tahun 1983/1984 menjadi 30,1 juta tahun 1988/1989.
Semakin meningkatnya anak usia sekolah itu diimbangi dengan usaha peningkatan pengembangan lebih dari 9.500 unit gedung sekolah baru yang tersebar di seluruh Indonesia dan penambahan 60.530 ruang kelas baru pada sekolah yang sudah ada serta pengadaan 166.600 guru di berbagai bidang keahlian.
Sumber : ANTARA(07/01/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 713-714.