PENGGUNAAN DR BAGI N-250 KARENA ANJLOKNYA HARGA MINYAK

PENGGUNAAN DR BAGI N-250 KARENA ANJLOKNYA HARGMINYAK[1]

 

Jakarta, Antara

Keputusan pemerintah meminjamkan Dana Reboisasi (DR)  bagi pengembangkan pesawat terbang N-250, disebabkan karena anjloknya harga minyak mentah. Sebelum berlangsungnya sidang kabinet terbatas bidang EKKU, Wasbang dan Indag di Bina Graha, Rabu, Dirut IPTN B.J Habibie mengatakan kepada pers bahwa tahun ini IPTN membutuhkan dana Rp 600 miliar bagi pengembangan N-250. Ia mengemukakan, penurunan harga minyak itu mendorong pimpinan IPTN untuk memberanikan diri memanfaatkan laba penjualan pesawat terbang CN-235 walaupun hal itu sebenarnya tidak diperbolehkan. Karena dana pengembangan N-250 itu tidak cair juga, maka Habibie dan Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad melaporkan kepada  Presiden Soeharto tentang kesulitan dana yang dihadapi IPTN. Mandataris MPR lah yang memutuskan penggunaan DR. RP 400 miliar itu, kata Habibie yang menambahkan, pinjaman dari DR. itu akan dikembalikan dengan menyisihkan sebagian dari laba penjualan N-250. Ia menyebutkan, titik impas (break-event point) N-250 ini akan dicapai jika sedikitnya telah dijual 259 jenis pesawat ini. Harga satu pesawat ini Rp 13 juta dolar AS. Di tempat yang sama, Menteri Kehutanan Djamaloedin Soeyohadikoesoemo mengatakan kepada pers bahwa dana Rp 400 miliar itu merupakan bagian dari bunga DR. Djamaloedin menjelaskan pula bahwa sekalipun sebagian dari bunga DR itu dimanfaatkan bagi pengembangan N-250,pemanfaatan dana tersebut bagi sektor­ sektor lainnya tidak terpengaruh. Ia mengatakan, sampai saat ini BUMN yang diijinkan menggunakan DR baru IPTN.

(T.EU02!EU06/RB1/6/07/94 10:45).

Sumber: ANTARA (06/07/1994

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 300-300.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.