PENINGKATAN HUBUNGAN DAGANG INDONESIA – INDIA

PENINGKATAN HUBUNGAN DAGANG INDONESIA – INDIA

 

 

DUTA BESAR Indonesia untuk India R. Tamtomo mengatakan hubungan ndonesia – India selama ini cukup baik, tetapi dalam bidang perdagangan masih perlu ditingkatkan.

Dalam percakapan dengan ANTARA menyambut tahun baru 1987 di New Delhi hari Kamis, Dubes Tamtomo mengatakan antara para pengusaha kedua negara dirasakan seperti belum begitu saling mengenal.

Indonesia selama ini bauyak berhubungan dengan negara Barat atau Utara seperti Jepang, Eropa dan Korea, sedangkan India banyak berhubungan dengan negara­-negara seperti Inggris dan Kanada sehingga antara Indonesia dau India seperti kurang mengetahui potensi masing-masing.

“Indonesia dengan penduduk 168 juta jiwa dan India 780 juta jiwa mempunyai prospek yang baik bagi peningkatan kerjasama perdagangan,” katanya.

Ia mengharapkan kerjasama perdagangan ini dapat lebih ditingkatkan, terutama dalam rangka kerjasama Selatan-Selatan.

Menurut Dubes Tamtomo sebenarnya banyak komoditi kedua negara yang dapat diperdagangkan, tetapi ia tidak merinci komoditi-komoditi itu. Ia hanya mengemukakan bahwa adalah menjadi tugas KBRI di New Delhi agar antara pengusaha kedua negara lebih saling mengenal satu sama lain.

Dikatakannya pertukaran kunjungan antara Presiden Soeharto dan Perdana Menteri India Rajiv Gandhi tahun lalu, serta pertukaran kunjungan menteri dau pejabat tinggi kedua negara selama ini, telah banyak membahas masalah-masalah yang menyangkut kedua negara.

Tetapi untuk lebih mempererat hubungan dagang Indonesia-India, Dubes Tamtomo mengharapkan pertukaran kunjungan ditingkatkan antara pengusaha kedua negara.

Dengan demikian akan dapat dijajaki bidang-bidang kerjasama yang dapat dikembangkan dan akan tumbuh diantara mereka rasa saling mempercayai.

Berdasarkan catatan ANTARA, neraca perdagangan kedua negara pada tahun 1975 sampai dengan 1984 menguntungkan India, dalam periode itu Indonesia mengalami defisit 739,6 juta dolar AS. Puncak defisit terjadi pada tahun 1982 sebesar 217,4 juta dolar.

Tetapi pada tahun 1985 Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan dengan India. Selama sembilan bulan pertama tahun 1985 ekspor Indonesia ke India tercatat 20.085.756 dolar, sedang impor dari India sebesar 11.143.654 dolar, berarti bagi 8.942.102 dolar.

Ekspor Indonesia terdiri elemen kimia anorganik, alat mekanik dan bangunannya, mesin dan peralatan khusus untuk industri tertentu, pulp dan kertas, minyak dan lemak nabati serta hewani, atsiri dan parfum.

Dari India, Indonesia mengimpor antara lain bahan mentah nabati, bahan pewarna organik sintetis, komponen sepeda motor, bagian-bagian non-listrik dan peralatan mesin, film, mesin pengolah logam dan karbid.

Investasi India di Indonesia menduduki tempat keenam dengan jumlah 537.614.000 dolar AS atau 3,6 persen dari seluruh investasi luar negeri di Indonesia. (RA)

 

 

New Delhi, Antara

Sumber : ANTARA (01/01/1987)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 333-334.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.