PENJIKSAAN2 MENINGKAT DI DJATIM, GARA-GARA GOLKAR?

PENJIKSAAN2 MENINGKAT DI DJATIM, GARA-GARA GOLKAR? [1]

 

Djombang, IPMI

Wartawan Harian KAMI jg mengikuti penindjauan Ketua DPR GR/Ketua II PBNU di Djember, Probolonggo, Modjokerto, Kediri, Patjitan, Bodjonegoro dan Bangkalan Madura baru2 ini mentjatat berbagai peristiwa penganiajaan berat jang dilakukan oleh oknum2 Babinsa, Lurah, Koramil2 terhadap anggota NU dan GP Ansor didaerah Djatim, jang dipaksa masuk Golkar.

Didesa Bakalan rajung, Ketjamatan Kudu, Djombang seorang benarna Bakin (45) karena takut dan kebingungan terpaksa mengorbankan dirinja dengan bunuh diri akibat intimidasi Lurah, Tjarik dan pamong desa. Bakin seorang Anggota NU achirnja membunuh dirinja sendiri ditengah hutan Karena takut sawah (gogolannja) ditjabut oleh Lurah ia meneken formulir masuk Golkar jg disodorkan tapi sang Lurah tidak puas sampai disitu, Bakin diintimidir terus sampai ia putus asa dan bunuh diri.

Karena hal jang sama disuatu desa di Djombang, Sumini (40) tahun seorang anggota Muslimat djuga mengorbankan dirinja mati bunuh diri. Ia kedapatan tewas dikolong tempat tidurnja sekitar djam 11 siang dalam keadaan kedjang dan kaku.

Tiga hari sebelumnja Sumini berjterita bahwa hidupnja tidak lagi tenang, kaget2an selalu dihantui oleh orang2 Koramil, Babinsa jang membawa sendjata menggedor pintu rumahnja agar menjerahkan sawahnja.

Sementara dilaporkan bahwa didesa Murian, ketj. Modjoagung Djombang A. Rachim Sekretaris Ranting NU bersama 3 orang kawannja pada 2 tengah malam telah ditjomot dari rumahnja karena dituduh menghalangi Golkar. Penahanan dimalam buta itu tanpa surat tahanan dilakukan oleh Dan Ramil Lettu Sardjo bersama anak buahnja jang bersendjata lengkap.

Peristiwa pada minggu pertama bulan April itu membuat masjarakat Djombang mendjadi gelisah A. Rachim oleh Dan Ramil disiksa sampai babak belur tangannja dipelintir hampir patah ditahan 3 hari 3 malam tanpa diberi makan, muka dan tengkuknja dipukuli sampai bertjutjuran darah, sementara kemaluannja ditendang berulang kali dengan sepatu tentara. “Ia diperlakukan lebih dari Kampetai” kata H. Mah Baidlowi dan Ramli Arief masing2 ketua dan Sekretaris NU tjab. Djombang kepada harian KAMI didampingi oleh Chairul Anwar wakil ketua DPRD tkt. II Djombang dilaporkan bahwa pada hari ketiga Rachim oleh Dan Ramil Sardjo tsb. Rachim di kurung dalam kamar tikus berhamparan dengan baunja jang menjiksa.

Setelah disiksa ia disodori formulir masuk golkar, karena terpaksa Rachim menandatanganinja sementara itu 3 orang kawannja oleh Dan Ramil ditelandjangi tinggal tjelana kolornja dipaksa berlari mengelilingi Pohon Beringin jang kebetulan ada didepan kantor Koramil.

Setelah Pasuruan, Modjokerto, Kediri, Patjitan, Bodjonegoro anggota2 NU dilaporkan mengalami penjiksaan jang hampir sama oleh Babinsa dari oknum2 Koramil kemungkinan dengan motif balas dendam karena di beberapa desa didaerah itu dikenal basis PKI.

Misalnja pemuda2 GP Ansor dipukuli oleh Babinsa karena baru menghadiri tjeramah HA. Sjaichu (Ketua II PBNU) dan ketua umum GP Ansor Jahja Ubeid SH dalam rangka Harlah ke 37 GP Ansor. Sementara itu di Desa Karangbinangun, Bodjonegoro setiap penduduk desa jang berumur 17 tahun keatas diharuskan masuk Hansip Golkar oleh Dan Ramil Lettu Kamid. Di Patjitan terdjadi suatu masa apatis dimana kaum nelajan dilarang mentjari ikan karena tidak mau masuk Golkar. Warga NU didaerah itu djuga dilarang melakukan pengadjian2, tahlilan atau wirid2. mereka dihadang ditengah djalan oleh Babinsa2 dan oknum2 Koramil, ketjuali anggota Golkar. Setiap Hansip jang tidak mau menandatangani monolojalitas ditahan dan ditangkap sampai menjerah, ada jang ditelandjangi. Anak GP Ansor dan NU di Djatim sedemikian djauh masih tetap bertahan guna menghindarkan clas2 fisik. (DTS)

Sumber: KAMI (22/04/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 708-710.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.