PENURUNAN DSR MAMPU TINGKATKAN EKONOMI NASIONAL [1]
Jakarta, Antara
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Komite Timur Tengah Drs. Sudradjat DP menilai upaya penumnan DSR (Debt Service Ratio) yang akan dilakukan oleh Pemerintah menjadi 20 persen pada akhir Repelita VI akan mampu merangsang peningkatan ekonomi nasional.
“Upaya yang akan dilakukan Pemerintah untuk menurunkan PSR menjadi 20 persen pada akhir Repelita VI mempakan isyarat bahwa keadaan ekonomi Indonesia selama Pelita VI akan cukup baik,” kata Sudradjat kepada ANTARAdi Jakarta, Senin menanggapi pidato Presiden Soeharto dalam rangka HUT RI ke- 48.
Dikatakannya, untuk menurunkan DRS yang saat ini diperkirakan mencapai 35 persen menjadi 20 persen pada Pelita VI, maka pemerintah harus meningkatkan pendapatan di dalam negeri melalui pajak disamping meningkatkan ekspor komoditi nonmigas.
“Posisi hutang harus tetap berada pada batas-batas yang aman, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional dapat terus dipacu,” tuturnya.
Sudradjat optimistis DSR sebesar 20 persen pada akhir Repelita VI dapat dicapai, mengingat komoditi ekspor non migas Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
“Indonesia memiliki bahan baku produk ekspor yang berlimpah dibanding dengan negara lain, sehingga mampu bersaing di pasar internasional, “tuturnya.
Perlu Bangun Sarana
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, maka sarana dan fasilitas untuk merangsang investasi harus dibangun Pemerintah, antara lain sarana jalan, pelabuhan, telekomunikasi dan listrik Sebagai contoh Kawasan Timur Indonesia (KTI), potensi dan sumber daya alamnya cukup tersedia, namun para investor belum berani menanamkan modalnya karena fasilitas sarana dan prasarana belum menunjang.
Mengenai penurunan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia menurut Sudradjat, hanya bersifat sementara dan dia optimis dalam waktu dekat akan meningkat lagi mengingat stabilitas ekonomi, politik dan keamanan di Indonesia cukup terjamin.
Daya tarik para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia antara lain sumber daya alam yang berlimpah, stabilitas ekonomi, politik dan keamanan yang mantap disamping penduduk yang besar merupakan pasar yang potensial dan sistem devisa yang terbuka.
“Kemantapan stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan yang mantap ditunjang dengan sistem devisa bebas yang dianut pemerintah merupakan daya tarik bagi investor asing menanamkan modalnya di Indonesia, “katanya. Mengenai pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian masyarakat.
Masyarakat harus benar-benar peduli terhadap sosial sebagai contoh bagaimana para pengusaha dapat meningkatkan kepedulian sosial terhadap buruhnya.
“Upaya lain yang harus dilakukan pengusaha untuk mengentaskan kemiskinan adalah harus berani menanamkan modalnya di luar Jawa terutama di KTI sehingga pemerataan pembangunan dapat segera terwujud, “demikian Sudradjat.(T-RE3/EU07/16/08/9314:28)
Sumber: Antara (16/08/1993)
________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 554-555.