PENYEDIAAN BAHAN BAKAR BATUBARA UTK PLTU RI

PENYEDIAAN BAHAN BAKAR BATUBARA UTK PLTU RI

Jakarta, Antara

Menteri Pertambangan dan Energi, Subroto mengatakan, pemerintah mengundang investor asing maupun dalam negeri untuk menjadi kontraktor penambangan batubara di Bangko dan Muara Tiga (Sumatera Selatan), dalam rangka menjamin suplai bahan bakar batubara bagi PLTU Suralaya, Jawa Barat.

PLTU Suralaya yang terletak di pantai utara Banten akan memiliki kapasitas total 3.000 MW dari tujuh unit pembangkit, yang masing masing unit memerlukan bahan bakar batubara 1,1 juta ton per tahun.

Unit satu sampai empat dipenuhi dari batubara Airlaya, sedang unit lima sampai tujuh diharapkan dari Bangko dan Muara Tiga, dua wilayah penambangan yang akan ditawarkan pada PMA maupun PMDN, kata Subroto di Bina Graha, Rabu setelah, ia bersama sejumlah menteri dipanggil Presiden Soeharto untuk membicarakan kordinasi penyediaan bahan bakar bagi tiga PLTU yang sedang dikembangkan di Suralaya, Gresik dan Paiton.

Untuk PLTU Paiton, Jawa Timur yang berkapa sitas 4.000 MW diarahkan menggunakan pembakaran ganda (dual firing) bagi unit satu dan dua, yaitu bisa menggunakan batubara atau gas. Untuk unit-unit selanjutnya sampai sepuluh akan dibangkitkan hanya dengan batubara, yang akan disuplai dari Kaltim dan Kalsel.

Untuk PLTU Gresik, Jatim yang berkapasitas 600 MW dengan empat unit akan diarahkan menggunakan gas alam yang akan diambil dari lapangan gas di lepas pantai Madura yang dikelola Kodeco dan lapangan gas di sekitar Pulau Kangean yang ditemukan perusahaan minyak Arco.

“Dengan demikian gas yang diproduk si Kodeco dan Arco kini sudah pasti pemasarannya, yaitu PLTU Gresik dan kemungkinan PLTU Paiton unit satu dan dua,” ujar Subroto kepada pers.

Subroto menjelaskan, unit satu dan dua PLTU Gresik yang sekarang menggunakan bahan bakar minyak akan segera diganti dengan gas alam.

Selain itu PLTU Gresik juga akan memanfaatkan sisa panas dari unit-unit berbahan bakar gas alam untuk menghasilkan uap, dengan suatu sistem daur ganda (combined-cycle) yang pertama kali untuk Indonesia.

Uap yang dihasilkan tersebut akan memutar turbin guna membangkitkan listrik tarnbahan.

“Dengan daur ganda ini efisiensi akan meningkat dari 31 persen menjadi 49 sampai 52 persen, berarti kemampuan PLTU Gresik menghasilkan tenaga listrik akan meningkat,”ujarnya.

Mengenai rencana penyediaan bahan bakar bagi ke tiga PLTU besar itu Presiden membentuk suatu tim pengawas dan pengarah yang anggotanya terdiri atas unsur-unsur Bappenas, Departemen Pertambangan dan Energi, Dep. Perdagangan, Perhubungan, Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi serta tim Keppres 10 yang ditugaskan mengkordinasi pelaksanaan program tersebut.

Menteri lain yang dipanggil Presiden adalah Menteri Perhubungan, Menteri Ristek, Menteri Perdagangan, Menteri/Ketua Bappenas, Mensesneg dan Menmuda UP3DN.

Khusus untuk Menteri Perhubungan, Presiden memberi pengarahan untuk menyelesaikan proyek peningkatan kemampuan PTKA (kereta api) guna mengangkut batubara dari Bukit Asam (daerah di mana terletak penambangan Airlaya, Bangko dan Muara Tiga) ke Pelabuhan Tarahan, Lampung. Batubara itu kemudian diangkut dengan kapal bargas  raksasa ke Suralaya.

Batubara yang diperlukan di dalam negeri pada 1992 diproyeksikan mencapai 19,4 juta ton setahun.

Sumber: ANTARA (30/09/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 846-848

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.