PRESIDEN SOEHARTO:
PENYELESAIAN RAPBN OLEH PEMERINTAH BERSAMA DPR SANGAT PENTING [1]
Jakarta, Antara
PRESIDEN SOEHARTO, Kamis pagi, menilai penyelesaian Anggaran pendapatan dan Belanja Negara oleh Pemerintah bersama-sama DPR sebagai wujud yang nyata dari pelaksanaan demokrasi di negeri ini.
Dalam pidatonya ketika menyampaikan keterangan Pemerintah tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 1977/1978 pada sidang pleno Dewan Perwakilan Rakyat, Kepala Negara mengemukakan, bahwa dalam penyelesaian RAPBN itu, rakyat akan menentukan sendiri apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin dikerjakan dalam tahun anggaran yang akan datang.
Presiden mengemukakan, bahwa sejak masa Orde Baru, khususnya sejak dilaksanakannya pembangunan dalam arti sesungguhnya mulai Repelita I, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tidak lain adalah pelaksanaan dari GarisĀ-garis Besar Haluan Negara yang ditetapkan oleh MPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat.
Pelaksanaan GBHN oleh Presiden/Mandataris MPR selama masa lima tahun bukanlah tanpa pengawasan rakyat, kata Presiden yang menambahkan, bahwa untuk pengawasan itu ada DPR yang seluruh anggota2nya juga merangkap sebagai anggota MPR.
Presiden menegaskan, salah satu alat kontrol yang mutlak dan efektif adalah persetujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara setiap tahun oleh DPR.
Kepala Negara menegaskan pula, bahwa
“negara kita adalah negara demokrasi. Rakyatlah yang menentukan masa depan dan tanggungjawab mereka sendiri. Karena itu rakyat juga ikut menentukan rencana kerja tahunan bangsa kita seperti yang antara lain tergambar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara”.
Harus Bertolak Dari Kenyataan2
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, demikian Presiden Soeharto, juga merupakan alat yang penting untuk menilai keadaan dan hasil kerja dalam tahun anggaran yang lewat.
Sebab, demikian Presiden, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk tahun yang akan datang tidak mungkin hanya didasarkan atas harapan2 saja, melainkan harus bertolak dari kenyataan2 dan hasil kerja tahun sebelumnya, untuk kemudian kita gunakan untuk mengembangkankemungkinan2 yang dapat kita kembangkan dari hasil kerja tahun sebelumnya.
Kata Kepala Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan alat untuk menilai apakah sumber2 keuangan negara telah digali secara efektif, layak dan adil. Apakah sumber keuangan negara itu merupakan beban rakyat kecil kebanyakan ataukah secara adil diminta lebih banyak iuran dari mereka yang cukup mampu.
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga sangat penting, karena dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kita dapat menilai apakah keuangan negara kita gunakan untuk keperluan2 ekonomis ataukah pemborosan, apakah kita pusatkan untuk perbaikan kesejahteraan rakyat ataukah hanya untuk kesenangan segolongan kecil masyarakat saja,” kata Kepala Negara.
Karena itu, demikian Presiden, “penyelesaian Anggaran Pendapatan dan Belanja itu selamanya sangat penting, karena di sinilah tampil wajah demokrasi kita, karena di sinilah rakyat menguji kebijaksanaan Pemerintah di Tahun Anggaran yang akan datang”. (DTS)
Sumber : ANTARA (06/01/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 441-442.