Presiden: Bukan Hanya Untuk Kesehatan Jasmani
PERBAIKAN GIZI JUGA DIHARAPKAN UTK MENINGKATKAN KECERDASAN BANGSA
Presiden Soeharto, Senin pagi, mengatakan, bagi bangsa Indonesia perbaikan mutu makanan dan peningkatan gizi bukan hanya bertujuan untuk mencapai kesepakatan jasmani melainkan juga diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan bangsa.
Dalam sambutannya pada pembukaan Kongres Gizi Asia ke-3 di Istana Negara, Kepala Negara mengatakan, pencerdasan kehidupan bangsa tidak akan cukup hanya melalui usaha pendidikan saja melainkan tidak dapat dipisahkan dari peningkatan gizi secara mantap terutama bagi golongan masyarakat yang rawan gizi.
Pengalaman menunjukkan, di beberapa daerah tertentu di Indonesia masalah gizi yang dihadapi ternyata bukan karena kurang tersedianya bahan pangan akan tetapi sebab adanya kesadaran masyarakat akan arti gizi tsb. Karena itu, Kepala Negara mengharapkan kongres ini dapat menemukan cara2 yang praktis untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan gizi dan menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangannya.
Dikatakan usaha2 Indonesia dalam memperbaiki diri dikerjakan dari berbagai sudut. Sesuai dengan rencana pembangunan Indonesia maka usaha untuk mempercepat perbaikan taraf hidup dan keadaan gizi masyarakat khususnya di daerah pedesaan dan pinggiran kota, harus mendapat perhatian dan prioritas yang tinggi.
Dikatakan selanjutnya, Indonesia menaruh perhatian pada masyarakat di pedesaan karena sebagian terbesar rakyat tinggal di sana. Kepala Negara juga menekankan, perbaikan gizi perlu dilakukan tidak hanya dengan meningkatkan konsumsi pangan, melainkan juga dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat Untuk itu perlu dikembangkan usaha2 di daerah pedesaan, khususnya pengembangan industri2 kecil di bidang pangan yang dapat dikelola sendiri oleh masyarakat pedesaan.
Serba Muka
Pada awal sambutannya, Kepala Negara mengatakan penanganan masalah gizi memerlukan penanganan yang serba muka. Itulah sebabnya ia menyatakan sangat bergembira karena kongres ini membahas masalah gizi tidak secara tersendiri melainkan dalam kaitannya dengan masalah2 lain seperti kependudukan, lingkungan, kesehatan, pangan dan bahkan teknologi tepat guna yang diperlukan untuk meningkatkan taraf gizi masyarakat.
Keberhasilan perbaikan gizi masyarakat, katanya tidak dapat hanya diandalkan pada usaha pemerintah belaka, akan tetapi memerlukan kesadaran masyarakat sendiri akan hal itu.
Perbaikan gizi yang makin merata akan merupakan petunjuk keberhasilan dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak dan taraf kesejahteraan rakyat.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Subekti MPH dalam laporannya mengungkapkan, kongres ini dihadiri 448 peserta yang semula diperkirakan hanya 300 peserta, berasal dari 13 negara Asia dan 8 negara di luar Asia. Dalam kongres yang akan berlangsung selama 5 hari dari 6 Oktober ini akan dibahas sekitar 17 topik utama dan 152 masalah. (DTS)
…
Jakarta, Sinar Harapan
Sumber: SINAR HARAPAN (06/10/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 908-909.