PERNJATAAN POLITIK DAN TEAM SAFARI GOLKAR [1]
Djakarta, KOMPAS
Dalam rangka kampanje Pemilihan Umum, Golongan Karya mengeluarkan pernjataan politik jang berisikan 5 dasar perdjuangan Golkar. Dalam pembukaannja dinjatakan bahwa sudah 25 tahun bangsa Indonesia hidup dalam alam kemerdekaan, dalam negara Kesatuan RI, dengan Pantjasila sebagai dasar ideologi, filsafat, pandangan hidup dan moral bangsa serta negara jang bertudjuan kesedjahteraan bagi seluruh rakjat.
Demikian pula, bahwa selama ini telah terbukti bahwa usaha untuk melaksanakan dan mengamalkan Pantja Sila serta mentjapai tudjuan bangsa tsb. diatas selalu mengalami gangguan dan hambatan, jang bersumber pada keinginan dan usaha golongan untuk merubah, menambah dan menarik Pantja Sila menurut kepentingan ideologi golongan2 tsb. Bahkan sampai pada usaha2 untuk mengganti Pantja Sila dengan dasar ideologi, filsafat, pandangan hidup dan moral jang lain.
Pemilu 1955
Lebih landjut dinjatakan bahwa Pemilu tahun 1955 jl dalam kehidupan politik masih berdasarkan sistim kepartaian jang berorientasi al. pada ideologi golongan. Ini ternjata tidak membawa kestabilan dan pembangunan.
Bahkan dalam djangka empat tahun roda politik sama sekali matjet sehingga mengakibatkan dibubarkannja Konstituante dan DPR hasil Pemilu 1955 serta dibukanja periode Demokrasi Terpimpin. Dan Demokrasi Terpimpin dengan Nasakomnja jang berachir dengan G30S terbukti telah memberikan perlindungan dan kesempatan kepada golongan komunis dalam usahanja untuk menggantikan Pantja Sila itu sendiri.
Reaksi terhadap periode Nasakom itu, telah memberikan kesempatan kepada golongan2 untuk merubah Pantja Sila menurut kepentingan ideologi golongan2 itu sendiri dengan dalih ‘kebebasan’ dan ‘hak azasi’. Bila perkembangan ini dibiarkan terus, pasti akan berakibat terdjadinja pertentangan ideologis seperti pada sidang2 Konsituante dulu. Hal ini pasti akan mendjauhkan bangsa Indonesia dari tudjuannja, jakni kesedjahteraan bagi seluruh rakjat.
Tekad Golkar
Dari sebab itu, mudahlah dimengerti kalau keadaan2 tsb diatas telah menimbulkan kekuatan2 jg akan menempuh halaman sedjarah baru dan ini tidak mungkin diwudjudkan tanpa ikut sertanja Golongan Karya ABRI dan Sipil.
Dengan demikian maka Golongan Karya telah bertekad untuk memperdjuangkan pelaksanaan demokrasi Pantja Sila dalam pengertian bahwa siapapun tidak diperkenankan untuk merubah maupun memberikan interpretasi kepada Pantja Sila menurut kepentingan golongannja; mengambil langkah2 jang menudju kepada struktur dan kehidupan politik baru guna menghentikan pertentangan ideologi dan menggantikannja dengan perdjuangan melaksanakan program pembangunan berdasarkan Pantja Sila; menjelenggarakan Pemerintahan dg bersih, djudjur, tjakap dan berwibawa dengan menegakkan aparatur jang punja kesetiaan tunggal; tetap melaksanakan panggilan perdjuangan melalui tahapan2 Pemilu jad, dan mendjamin kelangsungan tracee baru 1966 dibidang perdjuangan mentjapai kesedjahteraan rakjat dan demokrasi Pantja Sila untuk djangka waktu pandjang agar bermanfaat bagi seluruh rakjat.
Team Safari
Sementara itu, dalam rangka kampanje Pemilu ini, Golongan Karya telah membentuk suatu “Team Safari” untuk melakukan kampanje kesebagian besar wilayah Indonesia. Dalam kampanje tsb. team djuga mengikut sertakan wartawan2 ibukota. Untuk lebih memeriahkan suasana kampanje, team membawa pula rombongan2 band dan penjanji2 serta artis2 kenamaan seperti Band The Propets, Rhapsodia, Speed King, O.K. Bintang Surakarta dsb. serta penjanji2 tenar seperti Waldjinah, Elly Kasim, Nurseha, Alfian, Gesang, Taty Saleh, Sitompul Slaters, dsb. (DTS)
Sumber: KOMPAS (08/01/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 621-622.