PERNJATAAN2 BELASUNGKAWA ATAS GUGURNJA PAHLAWAN REVOLUSI

PERNJATAAN2 BELASUNGKAWA ATAS GUGURNJA PAHLAWAN REVOLUSI[1]

Rakjat Progresif Revolusioner Mengutuk Kebiadaban Teroris “Gerakan 30 September” – Berdiri Teguh Dibelakang Bung Karno Dan ABRI

 

Djakarta, Berita Yudha

Pernjataan duka tjita atas gugurnja tudjuh Pahlawan Revolusi jang mendjadi korban dari pada perbuatan chianat dan kebiadaban terror laknat dari golongan subversif contra-revolusioner jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September” terus mengalir kemedja redaksi “Berita Yudha”. Seperti diketahui, jenazah tudjuh Pahlawan Revolusi tersebut dapat diketemukan dalam sebuah sumur jang sudah tua di Lubang Buaja (Tjililitan) dalam keadaan jang tidak wajar.

Pernjataan Maj. Djen. Soeharto

Major Djenderal TNI Soeharto, Panglima Kostrad/Darma Putra atas nama seluruh keluarga Kostrad/Darma Putra meniatakan belasunszkawa dengan perasaan jang mendalam bersama dengan seluruh Bangsa Indonesia atas gugur ja Tudjuh Pahlawan Revolusi jang mendjadi korban dari pada kebiadaban terror laknat dari apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”

Atas nama keluarga Kostrad/Darma Putra, Majdjen Soeharto memohonkan kepada Illahi, kiranja kepada seluruh keluarga jang ditinggalkan almarhum mendapat ketabahan hati atas musibah tsb. Majdjen Soeharto mengadjak pada seluruh bangsa Indonesia untuk memandjatkan doa kehadirat Illahi semoga arwah ke Tujuh Pahlawan revolusi bangsa Indonesia mendapatkan tempat jang sebaik2nja dan diridhoi oleh Tuhan Jang Maha Pengasih dan Maha Penjajang

Koordinator Masjarakat Islam Di Djepang Dan Perhimpunan Indonesia Di Djepang

Dalam kawatnja jang ditudjukan kepada Menko/Hankam Djenderal A.H Nasution menjatakan rasa berduka tjita atas dinodainja Hari 5 Oktober dengan terdjadinja penjembelihan terhadap JM Men/Pangad Letdjen A. Yani dan 6 orang perwira AD. Demi keadilan dan suksesnja revolusi Indonesia, Koordinator Masjarakat Islam di Djepang dan Perhimpunan Indonesia di Djepang menjampaikan, desakan rakjat progressif revolusioner agar Komandan Kostrad Majdjen Soeharto mengikis habis dalang2 organisasi, media, pejabat2 jang langsung atau tak langsung tersangkut dalam petualangan ” Gerakan 30 September”, kaum kontra revolusioner jang tegas berwatak anti Nasakom dan anti Manipol. Hendaknja dilakukan tindakan2 untuk mentjegah djangan sampai oknum2 gerakan kontra revolusi 30 September dapat melarikan diri keluar negeri, demikian a.l. pernjataan Koordinator Masjarakat Islam di Djepang dan perhimpunan Indonesia di Djepang.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadijah.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadijah dalam pernjataan turut berduka tjita a.l.;

Menjatakan bahwa pengorbanan njawa jang telah diberikan oleh ke 7 Pahlawan Revolusi, memberikan tanggung djawab kepada kita semua untuk segera mengikis habis sampai keakar2nja kaum kontra revolusi “Gerakan 30 September” tsb. seperti Pemuda Rakjat, Gerwani serta semua organisasi/Partai yang sehaluan, seazas dengan organisasi tersebut.

Masjarakat Irian Barat di Ibukota chususnja dan rakjat di daratan Irian Barat umumnja, telah djuga menjatakan ikut berduka tjita atas gugurnja Men/Pangad Letdjen A. Yani beserta para keenam Pahlawan Revolusi lainnja.

Disamping itu 7 pemuda Irian Barat, masing2 Dolley Ronsumbie, Frits Maurits Kenhio, Amos Frits Indey, Saul Hindom, Everth Somisu, Machlon Ongge dan Dorinus Rabirth Mauri telah menjatakan turnt berduka tjita chusus atas gugurnja alm. Brigdjen. D.I. Pandjaitan, jang semasa mendjabat sebagai atase militer RI di Bonn (Djerman Barat) telah berhasil meloloskan ketudjuh pemuda tersebut dari Nederland ke Djakarta

Menteri Urusan Veteran dan Demobilisasi dari Ketua Umum MB Legiun Veteran Maj. Djen M. Sarbini menjatakan rasa duka tjita sedalam2nja dan penuh rasa bela atas gugurnja Pahlawan Revolusioner sebagai akibat keganasan dari perbuatan kaum petualangan jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”. Semoga Tuhan Jang Maha Esa memberikan kelapangan bagi djalan arwah para Pahlawan Revolusi dan semoga pula para keluarga jang ditinggakalkan diberikan kesabaran, kekuatan iman dan lindungan Tuhan.

Pemuda Persatuan Ummat Islam dalam pemjataannja menjatakan tekadnja untuk menuntut bela atas gugurnja para Pahlawan Revolusi sebagai Abdi Illahi dan Kusuma Bangsa, akibat kekedjaman dan kebiadaban gerombolan teroris pengchianat kontra revolusi apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”.

Senat Mahasiswa FH & IPK

Universitas Indonesia menjatakan mengutuk sehebat2nja gerakan kontra revolusi apa jang dinamakan “Gerakan 30 September”, berdiri setia dibelakang Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan mengharapkan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno untuk mengikis habis gerakan kontra revolusi tersebut sampai keakar2nja.

Himpunan Mahasiswa Islam Tjabang Djakarta tgl. 5 Oktober 1965 telah mengadakan sembahjang ghaib tanda ikut berduka tjita sedalam2nja dengan gugurnja para Pahlawan Revolusi akibat kebiadaban kontra revolusi apa jang dinamakan “Gerakan 30 September”.

Bupati Kepala Daerah Karawang Let. Kol. Husny Hamid atas nama Panca Tunggal Karawang dalam seruan kilatnja menjatakan bahwa gerakan apa jg menamakan dirinja “Gerakan 30 September” adalah djelas gerakan pengchianatan dan kontra revolusi terhadap revolusi Indonesia sedangkan “dewan revolusi”nja adalah djelas dewan petualangan kontra revolusinja agen subversi asing. Selanjutnja dalam pernjataannja jang lain dinjatakan mengutuk dan mendesak agar Presiden segera mengambil tindakan2 tegas terhadap oknum2 pengchianat/kontra revolusi baik berupa orpol/ormas maupun perseorangan untuk menghukumnja seberat2nja atau dgn djalan membekukan/membubarkannja.

Korps Mahasiswa Universitas Pantjasila memohon kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno untuk membubarkan partai2 jang mendalangi peristiwa “Gerakan 30 September” beserta antek2nja; menghukum mati semua dalang2nja, tokoh2nja; pelopor2nja; antek2nja, melarang terbit untuk selama2nja harian jang telah njata2 membantu apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”; melarang beredar buku2 karangan atau terbitan dari semua tokoh dalang “Gerakan 30 September”.

Ikatan Karyawan Departemen Agama menjatakan berdiri teguh dengan landasan iman jang membadja dibelakang Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan mengutuk sekeras2nja setiap rongrongan terhadap kepemimpinan Presiden/Pemimpin Besar Bung Karno serta mengharapkan kebidjaksanaan Presiden untuk menindak dengan tegas sesuai dengan hukum revolusi kepada oknum2 pengchianat jang menodai sedjarah revolusi Indonesia, terutama oknum jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September” serta membubarkan PKI beserta ormas2nja.

Pimpinan dan karyawan Lein Karya menjatakan berdiri tanpa reserve dibelakang Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno, mengutuk apa jang dinamakan “Gerakan 30 September”, dan menjatakan belasungkawa atas gugurnja para Pahlawan Revolusi.

Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Karyawan Djakarta Lloyd dengan segenap anggautanja menjatakan mengutuk sehebat2nja tindakan biadab kontra revolusi apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September” jang telah berusaha mengabil alaih kekuasaaan dari pemerintahan jang sjah, menjatakan simpati jang setinggi2nja kepada Angkatan Darat ABRI umumnja jang telah dapat menumpas kontra revolusi apa jg menamakan dirinja “Gerakan 30 September”.

Pusat KOSGORO Djakarta Raya menjatakan mengutuk dan menghukum mutlak apa jang dinamakan “Gerakan 30 September” dan harus dihantjurkan; dikikis habis sampai keakar akarnja semua pengikut apa jang dinamakan “Gerakan 30 September”. Mendesak kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno untuk mendjatuhkan hukuman berdasarkan hokum revolusi, sedang kepada ABRI didesak untuk mengadakan pembersihan total.

Pemuda Kristen Revolusioner Indonesia dalam pernjataannja mengutuk perbuatan biadab tak berperikemanusiaan oknum2 apa jang dinamakan “Gerakan 30 September”; menuntut supaja organisasi dan oknum2 jang terbukti telah mendalangi apa jang dinamakan “Gerakan 30 September” dibubarkan dan ditumpas.

Ketua Perwakilan Pemerintah Dharurat Republic Malaya di Indonesia Kolonel Abd. Malik Hadji Saleh menjatakan mengutuk sekeras2nja atas tindakan biadab jang dilakukan oleh terror “Gerakan 30 September”; dan sangat terharu dan mengutjapkan penghargaan jang setinggi2nja atas kesigapan Maj. Djen. Soeharto jang telah dapat menjelamatkan suasana dan mengamankan cabinet Dwikora dapat mendjalankan tugasnja sebagai sediakala.

Seluruh Kader Revolusi Angkatan Dwikora dan Kader Nasakom dalam lingkungan Kompartimen Petindustrian Rakjat menjatakan tetap tegak berdiri di belakang Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dan mendesak kepada Pemerintah supaja segera mengambil tindakan tegas dan setimpal terhadap oknum2, organisasi2 jang turut mendalangi apa jang menamakan diri “Gerakan 30 September”.

Pengurus Besar Ikatan Keluarga DUVED mengutuk sekeras2nja petualangan terror kontra revolusi apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”, menjampaikan penghormatan setinggi2nja kepada ketangkasan Angkatan Bersendjata RI dibawah pimpinan Maj. Djen. Soeharto jang telah berhasil menumpas petualangan kontra revolusi tersebut, dan memohon dengan sangat agar dalam waktu sesingkat2nja Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno membubarkan partai/organisasi massa/lembaga2 massmedia jg berdiri dibelakang serta membantu aktif petualangan terror kontra revolusi apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”.

Sumber: BERITA YUDHA ( 07/10/1965)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 18-23

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.