PERSIAPAN PERESMIAN SEMEN PADANG UNIT III B
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto hari Selasa menurut rencana akan meresmikan pabrik semen Indarung III B di Indarung, Sumatera Barat yang berkapasitas 600 ribu ton per-tahun, sehingga dengan penambahan ini kapasitas produksi pabrik itu menjadi 2,1 juta ton per tahun.
Dengan penambahan produksi sebanyak itu diharapkan produksi semen nasional yang tahun ini diperkirakan mencapai 18,7 ton akan meningkat menjadi 20,3 juta ton per-tahun di tahun 1988.
Dirut PI Semen Padang, Ir Hamdi Gaffar pekan lalu mengatakan, pabrik semen di Indarung ini mulai berdiri tahun 1910 dan mulai produksi tahun 1911 dengan kapasitas 76,50 ton semen/tahun. Dewasa ini memiliki tiga unit pabrik masing-masing Indarung I, II, III A dan kini ditambah satu unit baru, Indarung III B yang siap beroperasi .
Dibanding dua pabrik semen lainnya di pulau Sumatera, yaitu pabrik semen Baturaja di Sumatera Selatan dan pabrik semen Andalas di Aceh, jumlah produksi semen Padang itu masih lebih besar. Sekalipun demikian kapasitas produksinya terus ditingkatkan dalam tahun-tahun mendatang, dan kini tengah dipersiapkan pembangunan pabrik Indarung III C.
Dikatakan, pelaksanaan pembangunan Indarung III B itu semula berbarengan dengan Indarung III A dan ditandatangani pada Maret 1981 dengan perincian biaya produksi Rp 80 miliar, atau sekitar Rp 119 miliar bila dihitung dengan kurs baru. Biaya itu berasal dari dana dalam dan luar negeri serta sekitar Rp 3 miliar diantaranya berasal dari PI Semen Padang sendiri. Semula pembangunan Unit III B direncanakan selesai Mei 1984.
Namun karena berbagai faktor mengalami hambatan dan baru tahun ini, setelah ujicoba selama enam bulan, kini siap beroperasi. Pabrik baru itu dilengkapi juga dengan tanur putar (kiln), sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksinya menjadi dua kali lipat atau 1,2 juta ton semen/tahun. Berarti bahwa Unit III B itu merupakan satu unit pabrik yang lebih potensial dibanding Unit-Unit lainnya yang ada di perusahaan itu dalam upaya menambah kapasitas produksinya bila sewaktu-waktu diperlukan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksinya juga dipasarkan ke Iuar negeri dan setiap tahun terus meningkat. Apabila di tahun 1985 ekspomya tercatat 213 ribu ton, dalam tahun 1986 meningkat menjadi 333 ribu ton dan diharapkan tahun ini menjadi 400 ribu ton.
Hongkong, dan India merupakan negara-negara pengimpor utama semen Padang, dan akhir-akhir ini terbanyak ke Banglades. Jepang kini juga minta dikirimi sekitar
100.000 ton semen, sedang Taiwan baru memasuki tahap penjajakan. Tetapi permintaan-permintaan itu perlu diperhitungkan lebih dahulu dan tidak bisa asal melayani saja, kata Direktur Komersial Semen Padang Drs. Bermawi.
Berbagai sarana sosial bagi para karyawan seperti bidang pendidikan, olah raga, perumahan dan lain sebagainya, tersedia di perusahaan. Begitu juga perumahan, sampai tahun 1985 sudah dibangun 900 unit rumah untuk para karyawan melalui Kredit Pemilikan Rumah Bank Tabungan Negara.
Sumber: ANTARA (22/06/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 467-468.