PERSIAPAN RESMIKAN PENGGENANGAN WADUK CIRATA
Bandung, Antara
Presiden Soeharto didampingi Menteri Pertambangan dan Energi serta Gubemur Jawa Barat akan meresmikan dimulainya penggenangan dam pusat listrik tenaga air (PLTA) Cirata Jawa Barat, 1 September mendatang.
Kepala PLN proyek induk pembangkit hidro (Pikitdro) Jawa Barat Ir.H. Husni Sabar, kepada pers di Cirata akhir pekan lalu menjelaskan, pembangunan waduk Cirata yang dimulai sejak 1983 dewasa ini sudah siap menampung dan memanfaatkan sumber daya air sungai Citarum sebagai sumber energi listrik.
Ia menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat terhadap proyek nasional ini sangat membanggakan, hingga pelaksanaan pembangunan waduk berjalan Iancar termasuk persiapan untuk penggenangan awal September ini. Sementara jumlah penduduk yang terkena proyek tercatat 6.335 KK dengan perincian kabupaten Bandung 1.625 KK, kabupaten Cianjur 3.818 KK dan kabupaten Purwakarta 865 KK ditambah 3.766 KK di luar daerah genangan.
Ir.Husni yang didampingi pimpinan proyek PLTA Cirata Ir. Sutomo menjelaskan, penyaluran pemindahan penduduk yang terkena proyek dilakukan melalui program transmigrasi ke luar Jawa, akuakultur, pembangunan skunder dan atas pilihan sendiri.
Ganti rugi pembebasan tanah bagi para penduduk yang terkena proyek, menurutnya, pihak PLTA Cirata sampai menjelang penggenangan sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp. 95 milyar dari prakiraan Rp. 100 milyar hingga proyek tahap pertama selesai, Oktober 1988.
Pada tahap pertama itu, PLTA Cirata diharapkan mampu menghasilkan listrik dengan daya terpasang 500 Mega-Watt (MW) atau membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,4 juta MWH lebih per-tahun.
Penyaluran tenaga listrik tersebut, direncanakan melalui transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kilo-volt (KV) yang menghubungkan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Tlmur sampai ke Bali dan Madura.
Penggenangan waduk Cirata selama tiga sampai empat bulan mendatang itu, diharapkan mampu mencapai elevasi 205 meter di atas permukaan laut hingga menggerakkan turbin dan dua rotor pembangkit tenaga listrik yang terpasang. “Jadi mulai akhir Januari atau April 1988, PLTA Cirata resmi menghasilkan listrik dengan daya terpasang 250 MW sebagai tahap awal,” tambah Ir. Husni.
Dengan bakal berfungsinya PLTA Cirata nanti, tenaga listrik yang memanfaatkan sumber daya air sungai Citarum termasuk PLTA Saguling dan PLTA Juanda (Jati luhur) mencapai 1.350 MW.
Husni mengatakan, pembangunan bendungan PLTA Cirata dengan biaya 548,8 juta dollar AS atau sekitar Rp 878 milyar lebih itu diawali dengan peletakkan batu abadi oleh Presiden Soeharto 6 Mei 1986 serta peledakan terowongan pengelak oleh Menteri Pertambangan dan Energi Subroto 19 Mei 1984.
PLN Pikitdro Jawa Barat selain membangun ketiga PLTA itu, juga merencanakan menangani pembangunan PLTA Jatigede (175 MW), Rajamandala 75 MW dan Cipasang 500 MW. (LS)
Sumber: ANTARA (18/08/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 512-513.