PESAN PAK HARTO DI DEPAN PAGUYUBAN WEHRKREISE

PESAN PAK HARTO DI DEPAN PAGUYUBAN WEHRKREISE[1]

 

Yogyakarta, Republika

Presiden Soeharto menghimbau, walaupun persatuan dan kesatuan bangsa setiap hari bertambah kukuh, tapi masyarakat tetap tak boleh mengabaikan kerawanan yang masih melekat dalam kemajemukan masyarakat. “Untuk itu, setiap warga negara dan golongan dalam masyarakat, harus senantiasa sadar terhadap kerawanan-kerawanan tersebut,” katanya.

Pesan itu disampaikan Pak Harto dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gubernur DIY Pakualam VIII, pada pembukaan Musyawarah Besar II Paguyuban Wehrkreise III (WK III) di pendopo Monumen Diponegoro Tegalrejo Yogyakarta Kamis (7/7). Acara tersebut dihadiri sekitar 90 peserta, wakil dari 21 DPC WK III se Indonesia.

Dijelaskan Kepala Negara, dalam menyongsong masa depan yang penuh perubahan, tantangan dan juga kesempatan, setiap warga negara wajib mempertebal tekad dan wawasan kebangsaannya. Hal ini diperlukan untuk memperkukuh modal utama bangsa kita, yaitu sebagai suatu negara kebangsaan.

Menurut Pak Harto, negara-negara kebangsaan yang persatuan dan kesatuan rakyatnya utuh, akan dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang bagi kesejahteraan rakyatnya. Sebaliknya, bagi negara kebangsaan yang rapuh ikatan persatuan dan kesatuannya, waktu dan energinya hanya akan habis untuk mengurusi masalah itu saja. “Karena itu, negara-negara kebangsaan seperti ini, hampir selalu tertinggal dalam persaingan antarbangsa,” ungkapnya.

Pak Harto sendiri menilai, semangat kebangsaan yang selama ini telah terpelihara, tidaklah timbul dengan sendirinya. Tapi timbul dari hasil perjuangan pelopor pergerakan kita, yang yakin bahwa bahwa masa depan bangsa akan sejahtera, hanya bila segenap lapisan masyarakat bersatu padu.

Perihal keberadaan Paguyuban Wehr Kreise III, Mayjen Pum. Drs. H. Abdul Kadir selaku sekretaris umumnya menyatakan, terbentuknya paguyuban ini sebenarnya atas sepengetahuan dan ijin Pak Harto sendiri. Bwid

Sumber: REPUBLIKA (08/07/1994)

_________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 81-82.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.