PESIDEN SOEHARTO KE KOLOMBIA, AS DAN SURINAM

PESIDEN SOEHARTO KE KOLOMBIA, AS DAN SURINAME[1]

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto memutuskan menghadiri KTT XI Gerakan Non Blok (GNB) di Cartagena, Kolombia dan kemungkinan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Bill Clinton di Washington, dalam rangkaian lawatannya ke luar negeri, dari 17-29 Oktober mendatang. Kepastian kehadiran Presiden itu diungkapkan Mensesneg Moerdiono selesai bersama Kepala Badan Pelaksana Ketua GNB, Nana Sutresna melaporkan persiapan Indonesia menghadiri KTT GNB kepada Presiden di kediaman Jalan Cendana, Jakarta, Selasa.

Ditanya jaminan keamanan Presiden selama di Kolombia, Mensesneg mengatakan, keamanan di negara manapun yang akan dihadiri Presiden, keputusan terakhir berada di tangan Presiden sendiri, dan Presiden akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke Kolombia. Menurut Mensesneg, hal itu merupakan prosedur umum dimana pun. Ketika KTT ASEAN di Manila beberapa tahun yang lalu, keputusan Presiden untuk hadir telah mendorong kepala pemerintahan ASEAN lainnya ikut menghadirinya. Langkah-langkah keamanan selama berlangsungnya KTT XI GNB, menurut Nana Sutresna, sudah dilakukan oleh Kolombia, dan cukup memadai .”Yang saya tabu itu dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah danpihak yang berwajib di Kolombia,” kata Nana seraya menambahkan, Cartagena merupakan daerah turis yang sering digunakan untuk pertemuan-pertemuan internasional. Presiden dijadwalkan berada di Kolombia dari 17-20 Oktober selesai menghadiri KTT GNB Presiden melanjutkan perjalanan ke New York dalam rangka menghadiri peringatan 50 tahun PBB, 20-26 Oktober 1995.

Pidato SU PBB

Keberadaan Presiden di New York untuk berbicara di depan Sidang Umum PBB, lebih khusus dalam menyambut 50 tahun usia PBB, 23 Oktober. Di samping itu Presiden akan memimpin pertemuan Kaukus GNB di Dewan Keamanan PBB. Setelah itu perjalanan diteruskan ke Washington. Selain dijajagi pertemuan dengan Presiden Clinton, Presiden bertemu dengan kalangan dunia usaha dan pusat-pusat penelitian di Washington.  “Sampai sekarang terus dijajaki kemungkinan Bapak Presiden bertemu dengan Presiden Clinton, dalam rangka pembicaraan-pembicaraan masalah bilateral, nasional dan intemasional,” kata Moerdiono. Rangkaian perjalanan Presiden berakhir ke Suriname 27-29 Oktober.Setelah itu Presiden kembali ke Tanah Air. Kendatipun tujuan utama adalah untuk menghadiri KTT GNB, sampai sekarang direncanakan pertemuan bilateral Presiden dengan sejumlah kepala pemerintahan dan kepala negara yang akan hadir di Cartagena. Di KTT di Cartagena nanti Presiden akan menyerahkan jabatan Ketua GNB kepada calon Ketua yang baru, yaitu Presiden Ernesto Samper dari Kolombia. Indonesia, kata Nana Sutresna, sudah melakukan berbagai rangkaian konsultasi. Bersama Ponco Soetowo, Nana telah diutus Mensesneg ke Kolombia untuk membantu meningkaikan persiapan fisik.Persiapan Indonesia di KTT GNB berjalan lancar,baik dari segi substansi maupun dari segi fisik. Dari segi substansi sudah dibagikan kepada negara anggota mengenai konsep­ konsep yang disiapkan negara tuan rumah. Pemerintah Kolombia sudah membagikannya kepada negara anggota. Hingga kini yang sudah menyatakan hadir 52 kepala pemerintah/Kepala Negara, 86 negara anggota GNB dan sekitar 20 negara peninjau, organisasi internasional dan negara lamu. Jumlah ini menurut Nana, cukup menggembirakan. Dalam penyelenggaraan KTT GNB di Jakarta, skenario serah terima jabatan tidak terjadi. Karena waktu itu ketua sebelumnya Yugoslavia, tidak dalam keadaan yang memungkinkan Yugoslavia melakukan serah terima itu.

Di Kolombia sekarang keadaannya berbeda sehingga diusahakan dan sudah disetujui oleh Yugoslavia, Presiden akan melakukan serah terima dan sekaligusjuga menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada sidang pembukaan. Setelah menyerahkan palu kepemimpinan sidang kepada Presiden Samper, akan diserahkan buku laporan dari Indonesia sebagai Ketua GNB kepada seluruh negara anggota. Secara simbolik Presiden akan menyerahkan buku laporan itu kepada Presiden Samper.

Untuk menangani substansi KTT di Cartagena akan dibentuk 2 komite yaitu, komite politik dan komite ekonomi. Komite politik merupakan jatah dari wilayah Asia. Konsultasi mengenai siapa yang akan menjadi ketua masih dilakukan. Untuk komite ekonomi sudah ada calon dari Afrika. KTT akan diawali dengan sidang pejabat tinggi yang akan dimulai 14 Oktober. Indonesia akan membuka sidang dan menyerahkan kepemimpinan kepada pihak Kolombia. Kemudian pada 16-17 Oktober akan berlangsung sidang persiapan pada tingkat Menlu, Menlu Ali Alatas pada sidang ini akan menyerahkan kepemimpinan kepada Menlu Kolombia .(N-1)

Sumber: SUARAKARYA(ll /07/ 1995)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 229-231.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.