PETANI BENGKULU TERIMA MESIN PENGUPAS KOPI

PETANI BENGKULU TERIMA MESIN PENGUPAS KOPI

Bengkulu, Antara

Presiden Soeharto memberikan bantuan 200 mesin pengupas kopi kepada 200 kelompok tani kopi di tiga daerah Tingkat II se Propinsi Bengkulu.

Propinsi yang menerima bantuan tersebut masing-masing Kabupaten Rejang Lebong 130 buah, Bengkulu Utara 40 buah dan Daerah Tingkat II Bengkulu Selatan 30 buah.

Bantuan tersebut menurut rencanan akan disampaikan Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Pangan, Ir. Hasjrul Harahap pada akhir Februari.

Bantuan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan semangat kerja para petani kopi di daerah Bengkulu dalam meningkatkan mutu kopi itu sendiri, sehingga kopi Indonesia khususnya mutu kopi daerah ini mampu menyaingi pasaran luar negeri.

Disamping itu juga ditujukan untuk meningkatkan ekspor nonmigas. Menurut data yang diperoleh dari Kanwil Departemen Perdagangan, realisasi ekspor Propinsi Bengkulu hingga akhir 1986 mencapai 23,934 juta dolar AS atau meningkat 59,93 persen dibanding 1985 yang hanya mencapai 14,966 juta dolar.

Sedang volumenya juga membengkak mencapai 9.061 ton atau naik 26,62 persen dari tahun sebelumnya 7.165 ton.

Kenaikan volume dan nilai ekspor kopi tersebut selain dikarenakan semakin membaiknya harga kopi di pasaran luar negeri yang menyebabkan dibekukannya pembagian jatah oleh ICO (Organisasi Kopi Internasional) hingga sekarang ini.

Selain adanya pelabuhan samudra Pulau Baai yang langsung mengekspor komoditi hasil propinsi Bengkulu yang sekarang telah mencapai 11 jenis.

Komoditi ekspor nonmigas tersebut (kopi) diimpor ke 19 negara termasuk Mesir dan hingga sekarang jumlah terbanyak sebagai negara pengimpor adalah Amerika Serikat mencapai 2.610 ton dengan nilai 6, 651 juta dolar, Italia 1.436 ton dengan nilai 3,767 juta dolar dan yang ketiga Belanda sebanyak 1.320 ton menghasilkan devisa 3,680 juta dolar AS.

Sumber: ANTARA (10/02/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 813-814

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.