PETANI HARUS KUASAI SELURUH RANTAI PRODUKSI
Presiden Buka Kongres II Peragi
Presiden Soeharto menegaskan, harus diusahakan agar para petani secara bersama-sama dapat menguasai rantai produksi secara menyeluruh, mulai tahap produksi, pengolahan sampai dengan tahap pemasarannya.
Dalam sambutannya pada pembukaan Kongres II Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) di Istana Negara, Selasa pagi, Presiden mengatakan, adalah kewajiban kita berusaha agar keseluruhan mata rantai produksi, pengolahan dan pemesanan dapat berada di tangan petani sendiri secara bersama-sama, sehingga mereka dapat memperoleh pendapatan sewajarnya dari cucuran keringat mereka.
Menmud Urusan Pangan/Ketua Umum Peragi A. Affandi, dalam laporannya mengatakan, Peragi berpendapat bahwa pembangunan pertanian tidak bisa dititikberatkan kepada peningkatan produksi saja, tetapi pola usaha tani harus dapat mencakup masalah-masalah yang prosesing dan pemasarannya.
Dalam rangka ini, demikian Presiden Soeharto, sekaligus dalam rangka melaksanakan semangat Pancasila dan konstitusi, sedang ditumbuhkan BUUD/KUD yang secara terus menerus ditumbuhkan agar semakin kokoh kuat
Diingatkan bahwa manfaat utama pembangunan pertanian harus dirasakan petani, artinya harus dapat mengangkat tingkat hidup petani yang merupakan lapisan terbesar masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan itu, Presiden kembali mengatakan pada wartawan, beras naik, tetapi pemerintah masih mengimpor beras. Beras impor itu diperlukan untuk cadangan yang sewaktu-waktu dapat dilempar ke pasaran jika panenan gagal. Dengan demikian maka kebutuhan pangan rakyat tetap terjamin dan harga tetap stabil.
Kongres II Peragi yang akan berlangsung sampai tanggal 2 April nanti diikuti oleh 400 peserta dari berbagai perguruan tinggi. Kongres akan membahas masalah Agro Ekosistem Daerah Aliran Sungai dan Industrialisasi Pertanian Rakyat. (DTS)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber: MERDEKA (01/04/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 361-362.