PIDATO KENEGARAAN PD. PRESIDEN DJEN. SUHARTO DI DPRGR TGL 16-08-1967 (VIII) [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Non-Alligned
Hubungan Internasional dengan Negara-negara Non – Alligned tetap kita pelihara. Negara-negara non-alligned memiliki peranan penting dalam rangka pembinaan perdamaian dunia. Indonesia jang merupakan salah satu negara non-alligned tetap dan akan meningkatkan kembali hubungan baiknja dengan negara-negara non-alligned ini.
Oleh karena itu kita telah meninggalkan politik “poros-porosan dari zaman Orde Lama, jang djelas bertentangan dengan politik luar negeri kita jang bebas aktif dan bertentangan dengan kepentingan nasional kita. Indonesia djuga telah berhasil menerobos tabir ketjurangan dan keragu-raguan jang di zaman Orde Lama memisahkan Indonesia dari kawan-kawan seperdjuangannja negara-negara Non Blok jang djuga mendjalankan politik bebas dan aktif.
Memang tepatlah politik dan partisipasi kita didalam kelompok negara-negara itu.
Disini Indonesia dapat mendjalankan politik bebas aktifnja setjara leluasa dan setjara konstruktif. Sedjarah telah membuktikan bahwa politik bebas dan aktif jang didjalankan oleh negara-negara non-blok itu, walaupun belum sempurna telah berhasil menimbulkan suatu kekuatan di dunia jang bagaimanapun pada tarag terachir tidak dapat diabaikan pengaruhnja.
Perkembangan-perkembagan internasional sejak kuiminasi perang dingin, perobahan-perobahan politik di Benua Afrika dan Asia telah membenarkan dan memperkuat kejakinan kita akan prinsip penjelesaian2 setjara damai, jang pada dasarnja merupakan pendekatan pokok negara-negara jang mendjalankan politik bebas aktif. P.B.R.
Dalam rangka menertibkan kembali politik luar negeri kita, maka Indonesia telah pula menduduki kembali kursinja di PBB tanpa mengalami, kesulitan kita kembali kedalam lingkungan PBB, karena organisasi antar Bangsa-Bangsa ini dapat dimanfaatkan untuk mewudjudkan perdamaian dunia dan kebahagiaan ummat manusia. Melalui organisasi internasional ini kitapun berusaha memperdjuangkan kepentingan – kepentingan nasional kita dan mewudjukan aspirasi-aspirasi internasional bangsa kita.
Indonesia menjadari sepenuhnja bahwa organisasi dunia ini mempunjai kelemahan-kelemahan jang terutama di sebabkan karena adanja dominasi negara-negara besar didalamnja. Walaupun belum sempurna, namun PBB masih tetap merupakan forum jang terbaik untuk menjelesaikan masalah-masalah internasional setjara bersama-sama.
Kita berusaha memperbaiki organisasi ini dari dalam bukan menghantjurkannja dari luar.
Oleh karena itu kita berusaha sungguh-sungguh untuk ikut aktif mengembangkan potensi kelompok negara-negara jang berpolitik luar negeri bebas dan aktif dalam PBB.
Indonesia sungguh-sungguh mengharapkan dan berusaha agar organisasi dunia ini benar2 efektif dan berwibawa bukan karena dukungan atau paksaan negara-negara besar melainkan karena putusan-putusannja benar2 dirasakan adil dan dihasilkan dari mupakat musjawarah.
Pemimpin dan para anggota DPR-GR jang terhormat: kami sekarang akan mendjelaskan kebidjaksanaan pembinaan tertib ekonomi.
Masalah ekonomi ini memang merupakan masalah terberat jang kita hadapi. Lebih-Iebih lagi karena kemunduran-kemunduran ekonomi itu mempunjai akar-akar jang dalam dan telah bedjalan bertahun-tahun. Oleh karena itu kami sekali lagi minta benar-benar pengertian dari Rakjat, sebab keadaan perekonomian kita ini tidak mungkin akan mendadak mendjadi baik atau dengan kata-kata jang sederhana, harga-harga mendadak mendjadi turun, dan produksi mendjadi segera ber-limpah2.
Kepada Rakjat banjak kami ingin sekali lagi mengingatkan bahwa keadaan perekonomian kita jang diwariskan oleh keadaan jang lampau adalah sangat buruk dan menjedihkan, sehingga hampir-hampir sadja tidak ada kemampuan lagi bagi Rakjat dan Negara untuk melakukan perbaikan apabila tidak disertai dengan tekad jang bulat berdasarkan rasa kepertjajaan jang teguh kuat akan kemampuan Bangsa dan Negara serta kejakinan akan adanja ridho dari Tuhan jang Maha Esa. Tidak perlulah kami beberkan lagi kenjataan kebobrokan warisan itu, karena telah kita ketahui semua dan telah merupakan kenjataan sedjarah jang penting dan mendjadi masalah sekarang adalah bagaimana usaha2 memperbaikinja.
Saudara-saudara sekalian:
Apabila Bangsa Indonesia menjatakan kemerdekaannja pada tanggal 17 Agustus 1945, maka pernjataan itu bukanlah sekedar untuk melepaskan diri dari genggaman pendjajah meskipun inilah hal jang sangat penting dan fundamentil, akan tetapi adalah pula merupakan tekad dan keinginan seluruh Rakjat untuk dengan tegaknja kemerdekaan Negara itu dapat membina masjarakat jg adil dan makmur materiil dan spirituil jang diridhoi oleh Tuhan Jang Maha Esa.
Memang tudjuan terachir jg akan kita tjapai adalah keadilan sosial jaitu masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila, Masjarakat dengan kekajaan jang berlimpah-limpah dimana tiap warga negara dapat mengenjam kebahagiaan lahir dan bathin. Masjarakat jang kita tudju adalah masjarakat jang madju dan modern dengan demokrasi ekonomi artinja kemakmuran jang mengangkat dan merata tanpa penindasan.
Perekonomian kita akan kita susun dengan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Hal ini tidak berarti, bahwa kita boleh berbuat sesuka hati kita, tidak berarti kita boleh begitu sadja menggunakan milik negara tidak berarti kita boleh bermalas-malasan menanti “hadiah” dari negera atau dari orang lain.
Latar Belakang
Demokrasi ekonomi, masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila djustru harus ditjapai dgn bekerdja keras, berentjana dan rasionil.
Sumber-sumber kekajaan dan keuangan negara penggunaannja ditentukan dan diawasi oleh Rakjat melalui Lembaga-Iembaga Perwakilan Rakjat. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (28/08/1967)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 609-612.