PIDATO PRESIDEN DI PBB DAPAT DUKUNGAN HANGAT

PIDATO PRESIDEN DI PBB DAPAT DUKUNGAN HANGAT

 

 

New York, Angkatan Bersenjata

Pidato Presiden Soeharto di depan Sidang MajelisUmurn PBB ke-47 di Markas Besar PBB, New York Kamis lalu mendapat dukungan dan sarnbutan hangat sejumlah kepala negara/pemerintahan maupun pimpinan dari berbagai lembaga yang berada di bawah naungan PBB.

Dukungan dan sambutan yang disampaikan langsung kepada Presiden Soeharto itu antara lain dari Presiden Slovenia, Wakil PM Kuwait, Direktur UNICEF dan Direktur UNPF ketika bertemu Presiden.

Menteri Sekretaris Negara Moerdiono yang menjelaskan hasil pembicaraan Kepala Negara secara terpisah dengan para tamunya itu Sabtu (26/9) mengatakan kepada pers bahwa Direktur Eksekutif UNICEF, James P.Grant menilai pidato Presiden itu merupakan pidato terbaik di Sidang Umum PBB yang pernah didengarnya hingga saat ini. James Grant juga menyatakan kesediaan UNICEF untuk ambil bagian dalam pelaksanaan keputusan KTT GNB di Jakarta di mana salah satu keputusannya menyangkut kerjasama di bidang kependudukan.

Ia juga menyatakan sangat menghargai dan kagurn atas keberhasilan Indonesia dalam menurunkan secara tajam tingkat kematian balita. Dan apa yang dicapai Indonesia ini lebih baik dari sejumlah negara Barat. Ia menganggap tepat sekali program-program kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, program penurunan kematian balita baru akan mempunyai arti apabila disertai dengan program di bidang kesehatan dan pendidikan.

Apa yang dilaksanakan Indonesia seperti program imunisasi anak, posyandu dan kegiatan PKK, menurut Direktur UNICEF, cukup berhasil dan bisa dikembangkan di negara-negara dunia ketiga. Dan tentunya perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan nilai-nilai budaya yang ada di negara masing-masing.

Secara khusus James Grant menjelaskan kepada Presiden mengenai apa yang dilihatnya di Somalia di mana rakyatnya sedang dilanda berbagai kemelut, khususnya lagi yang dialami anak-anak. Karena itu, ia mengharapkan Indonesia dapat menyediakan sebuah tim kesehatan yang terdiri dari 8-10 orang untuk membantu rakyat Somalia. Terutama untuk imunisasi anak-anak, UNICEF mengharapkan ada tiga tim di mana satu tim di antaranya dari Indonesia.

Terhadap permintaan itu, Presiden Soeharto telah menugaskan Mensesneg untuk menghubungi Menteri Kesehatan RI untuk menanyakan kesiapan Indonesia dalam hal ini.

Sementara itu Direktur Eksekutif UNPF Dr. Nafis Sadik kepada Presiden menyatakan pujiannya atas pidato di depan Sidang Umum PBB dan organisasi UNPF yang dipimpinnya siap untuk ambil bagian dalam melaksanakan hasil-hasil KTT ke-10 GNB.

Menurut Moerdiono, Presiden menyambut baik tawaran itu. Dan sebagaimana dikatakan kepada tamu-tamu lainnya, Presiden juga mengharapkan apabila ada keterbatasan dana dalam mewujudkan kerjasama Selatan-Selatan, maka kiranya dapat dibantu oleh negara industri maju.

 

Hubungan Diplomatik

Sementara itu dalam pertemuannya dengan Presiden Slovenia Milan Kucan, telah dibicarakan masalah-masalah bilateral. Presiden Slovenia menjelaskan perkembangan di negaranya setelah berdiri sebagai negara merdeka. Ia menilai sangat penting sekali hasil-hasil KTT GNB yang lalu, kendatipun keikut sertaannya dalam KTT itu baru sebagai peninjau dan belum menjadi anggota GNB. Presiden Slovenia juga mengharapkan agar segera dapat dibuka hubangan diplomatik antara kedua negara.

Kedua Presiden juga sepakat untuk menjajaki kemungkinan pengembangan kerjasama kedua negara di bidang ekonomi, baik di kalangan pemerintah maupun dunia usaha.

Presiden Soeharto menekankan kembali pentingnya dialog Utara-Selatan. Juga pentingnya negara industri maju memenuhi kesepakatan yang pernah ada. Yaitu menyediakan sekitar 0,7% dari pendapatan nasionalnya untuk membantu negara­negara yang sedang membangun. Seperti diketahui, apa yang mereka peroleh itu baru mereka penuhi 0,3%.

Wakil PM Kuwait yang diterima Presiden juga menyatakan hormat dan dukungannya atas pidato Presiden Soeharto di sidang MU PBB. Keduanya sepakat untuk memerintahkan kepada pejabat masing-masing untuk menjajaki kemungkinan perluasan kerjasama ekonomi kedua negara.

Sewaktu menerima Wapres Suriname Jules Rattan Oemar Ajodhia menurut Moerctiono, kedua pemimpin sepakat untuk mempererat hubungan kedua negara yang mempunyai ikatan budaya yang-sangat kuat. Di mana sebagian besar penduduk Suriname berasal dari Jawa.

Wapres Suriname juga menyatakan keinginan pemerintah dan rakyatnya untuk mempelajari peningkatan produksi pangan di Indonesia, dan berbagai bidang pembangunan lainnya. Suriname juga ingin mengimpor pupuk dari Indonesia. Selama ini kebutuhannya akan pupuk diperolehnya dari Eropa dengan harga yang sangat mahal.

 

 

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (28/09/1992)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 326-327.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.