PILIHAN JANG TEPAT [1]
Djakarta, Berita Yudha
Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi, telah menetapkan mengangkatan Major Djenderal SOEHARTO sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat jang definitive, untuk menggantikan Djenderal Anumerta Ahmad Yani jang telah gugur akibat pembunuhan jang telah dilakukan oleh petualangan kontra-revolusi “Gerakan 30 September”.
Diangkatnja Major Djenderal Soeharto sebagai Men/Pangad, sungguh merupakan “sitawar-sidingin” bagi segenap warga TNI/Angkatan Darat jang pada saat ini hati nuraninja sedang tersajat oleh pisau hasutan dan fitnahan serta kebiadaban dari mereka jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September”.
Kita sebutkan merupakan “sitawar-sidingin” karena kita mengenal Major Djenderal Soeharto, adalah orang jang ditindjau dari segi apapun benar2 menundjukkan kepribadian TNI sebagai Tentara Rakjat dan Tentara Revolusi jang berdjiwa PantjaSila, Sapta Marga dan Sumpah Pradjurit dan selalu semendjak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menundjukkan kesetiaan dan kepatuhannja tanpa reserve terhadap Revolusi dan djuga terhadap Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno.
Karena itu pilihan dan keputusan Presiden/Pemimpin Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno jang telah mengangkat Major Djenderal Soeharto sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat adalah tepat sekali. Dan keputusan pengangkatan ini menundjukkan kuatnja kesatuan djiwa antara warga TNI/AD dengan Panglima Tertingginja, dimana tuntutan hatinurani setiap warga TNI/AD sesuai dan tjtotjok dengan tjetusan pilihan hati sutji dari Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno.
Dalam hal ini, tentunja hanja mereka jang kontra-revolusionerlah ia tidak menjenangi pengangkatan Major Djenderal Soeharto sebagai Men/Pangad. Karena mereka tidak menginginkan TNI/AD kompak-utuh dan tidak mengingini TNI/AD selalu taat dan patuh serta setia tanpa reserve kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno.
Mereka kaum kontra-revolusi “Gerakan 30 September” menghendaki TNI/AD katjau-balau, tidak utuh dan tidak berkepribadian serta tidak loyal terhadap Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno dan djuga terhadap adjaran2nja.
Dengan diangkatnja Major Djenderal Soeharto sebagai Men/Pangad, disamping merupakan “sitawar-sidingin” bagi segenap warga TNI/AD dan Rakjat jang Pantja-Silais sedjati dan Manipolis Sedjati, tentunja merupakan tamparan berat bagi kaum petualang kontra-revolusioner “Gerakan 30 September”.
Achirnya, kita njatakan Selamat Major Djenderal Soeharto, Selamat TNI/AD, Selamat ABRI, Selamat Pemimpin Besar Revolusi dan Selamat Revolusi PantjaSila.
Semoga Tuhan Jang Maha Esa terus meridhoi Revolusi kita. (DTS)
Sumber:BERlTA YUDHA(15/10/1965)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 109-110.