PM MULDOON MENINGGALKAN INDONESIA : SELANDIA BARU SlAP MEMBANTU PEMBANGUNAN DI TIM-TIM

PM MULDOON MENINGGALKAN INDONESIA : SELANDIA BARU SlAP MEMBANTU PEMBANGUNAN DI TIM-TIM

Perdana Menteri Selandia Baru dan Ny. Muldoon, Jumat kemarin meninggalkan Indonesia menuju singapura dimana mereka akan melakukan kunjungan dua hari

sebelum kembali ke negerinya. Di lapangan terbang internasional "Halim Perdanakusuma", tamu dari Selandia Baru itu dilepas oleh Presiden dan Ny. Tien Soeharto, Wakil Presiden dan Ny. Adam Malik serta pejabat-pejabat tinggi dan korps diplomatik di lbukota.

PM Muldoon beserta isteri serta rombongannya yang terdiri dari lima orang yakni tiga pejabat resmi dan dua orang wartawan sebagai anggota tidak resmi, menumpang pesawat komersil biasa type B727 milik perusahaan penerbangan "Singapura Air­lines".

Pernyataan Bersama

Dalam pernyataan bersama, kedua negara, RI dan Selandia Baru, yang dikeluarkan sesaat sebelum rombongan itu bertolak disebutkan antara lain bahwa Presiden Soeharto menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah Selandia Baru yang memberikan dukungannya kepada Indonesia ketika masalah Timor Timur dipersoalkan di PBB.

Sementara itu PM Muldoon menegaskan kembali sikapnya mengenai situasi di Timor-Timur yang tak dapat diubah lagi dan menyatakan kesediaan negaranya untuk ikut membantu pembangunan di Timor-Timur.

Seperti yang disampaikan Muldoon dalam pers konperensi Jumat sore di Wisma Negara, Komunike Bersama itu menyebutkan pula bahwa kedua kepala pemerintahan itu menyinggung berbagai masalah internasional temtama situasi di Asia Tenggara sehubungan dengan adanya konflik di Kamboja.

Mereka sependapat bahwa situasi di Kamboja itu tak dapat dibiarkan tanpa penyelesaian, sebab hal itu dapat membahayakan stabilitas politik di Asia Tenggara. Dan penderitaan akibat situasi itu tidak hanya akan menjadi tanggungan rakyat Kamboja tapi juga negara-negara di sekitarnya.

Untuk alasan itu, maka konflik di Kamboja itu tak boleh dibiarkan berkelanjutan secara tak menentu, dan suatu penyelesaian secara politik harus dapat diciptakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Resolusi No. A/Res/34/22 dari Sidang Umum PBB.

Kedua Kepala Pemerintah itu menyatakan keprihatinannya atas invasi serta pendudukan Afghanistan oleh Uni Soviet. Mereka sependapat akan perlunya dicapai suatu penyelesaian politik atas masalah-masalah itu yang dapat diterima oleh semua pihak yang memungkinkan rakyat Kamboja dan Afghanistan untuk memilih bentuk pemerintahannya.

Mereka menyampaikan pandangannya bahwa krisis di Afghanistan dapat diatasi dengan menciptakan suatu negara Afghanistan yang netral dan tidak berpihak pada suatu blok.

Dalam pers konferensi PM Muldoon atas pertanyaan mengatakan keyakinannya bahwa soal Kamboja tak dapat diselesaikan secara militer, terkecuali dengan perundingan secara damai.

"Saya tidak percaya pada penyelesaian secara militer dalam masalah-masalah internasional," kata Muldoon.

Menanggapi pertanyaan, PM Selandia Baru itu menyatakan negaranya tidak ingin melihat berkembangnya pengaruh Uni Soviet dikawasan Pasifik.

Ditambahkan bahwa negara-negara merdeka di Pasifik Selatan mempunyai konsep untuk berbicara dan bekerjasama guna menghindarkan berkembangnya pengaruh dari suatu negara super power di kawasan Pasifik Selatan. "Kita tetap stabil, tapi independent," ujarnya.

Presiden Soeharto dalam komunike bersama disebutkan menyampaikan pula rasa kekhawatirannya atas maksud Israel untuk mengubah status Yerusalem termasuk kota suci AI Quds menjadi lbukota Israel. PM Muldoon menyatakan penuh pengertian atas hal itu.

Kedua pemimpin itu juga membahas huhubungan antar Amerika Serikat dan Iran yang sekarang ini dalam kesulitan dan sependapat bahwa harus dilakukan segala usaha yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah ini.

Dalam pembicaraan selama kunjungan PM Selandia Baru itu di Indonesia, kedua kepala pemerintahan juga menyinggung masalah-masalah ekonomi. Dalam pers konperensi. PM Muldoon jugamenyampaikan harapannya agar Presiden dan Ny. Tien Soeharto dapat memenuhi undangannya untuk mengunjungi Selandia Baru. (DTS)

Jakarta, Kompas

Sumber: KOMPAS (31/05/1980)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 595-597.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.