PNI AKUI ADA “KORSTSLINGTING” DIDAERAH DG GOLKAR [1]
Djakarta, Suluh Marhaen
Sekitar 70 persen tjalon2 PNI untuk keanggotaan DPR terdiri dari generasi muda, baik ditingkat daerah maupun Pusat. Ketua (bidang Organisasi) DPP PNI, Drs. Hardjantho Sumodisastro mengatakan hal ini di Djakarta hari Kamis jang dengan hati2 mengatakan “saja ditjalonkan oleh salah satu daerah dipulau Djawa”.
Menurut Hardjantho, selima anggota DPR djuga termasuk dalam daftar tjalon, jang untuk seluruh daerah pemilihan meliputi 694 orang itu. Ia tidak menjebut setjara chusus nama2 generasi muda jang ditjalonkan. Diantaranja pimpinan2 muda PNI sekarang terdapat nama2 Aberson MS (Sekdjen III DPP PNI), Drs. Surjadi (Ketua Umum GMNI), Sjarif Muda Harapan (Ketua II DPP, Jang semuanja ditjalonkan, termasuk nama2 Hadisubeno, Mh. Isnaeni. Prof. Sunawar, prof. Usep dan Abdul Madjid. Digedung Pemilu, Isnaeni hari Rabu tidak mau mendjawab apakah Hardi SH djuga ditjalonkan.
Sudah Clear Semua
Atas Pertanjaan apakah tjalon2 PNI tsb sudah memenuhi “Clearance test” Kopkamtib Hardjantho menerangkan bahwa semua tjalon jang diadjukan sudah mendapat clearance dari penguasa didaerahnja masing2. Pertanjaan ini dihubungkan dengan kenjataan banjaknja tokoh2 PNI berpengaruh tapi jang masih ada urusan dengan Kopkamtib karena masalah Orde Lama. “Kami tampilkan orang2 muda sebagai usaha kaderisasi”, kata Hardjantho.
Tentang suasana mendjelang pemilu sekarang. Hardjantho terus terang mengakui adanja “kortsluiting” hampir semua daerah pemilihan dengan Sekber Golkar Apakah anggota2 PNI diintimidasi. “Bukan begitu, tapi mereka minta lebih. Kita mau agar sesuai dengan porsi masing2”, katanja. Tapi Hardjantho mengingatkan akan kejakinan ideologi.
Kerdjasama Dgn Islam
Sambil mengulangi sebagai dasar kerukunan nasional UUD dan Pantjasila sebagai landasan kerdjasama, Hardjantho mengatakan “bahwa partainja tetap “welcome” terhadap kerdjasama dengan partai2 atau golongan lainnja. Sebagai tjontoh, Ketua III PNI jang pernah mendjabat pimpinan legium veteran tsb, menerangkan adanja tawaran dari Partai Katolik dalam masalah “stembus accord” (penjesuaian kotak suara). Intinja adalah kerdjasama dalam mengumpulkan “suara2 sisa” jang tidak tjukup untuk 1 kursi.
Hardjantho menjebutkan, adanja tawaran “stembus accord” ini dari sebuah partai Islam, tanpa mau menerangkan nama partai tsb. Tapi kesemuanja masih akan dirumuskan. “Mungkin “stembus acoord” itu akan disampaikan bersamaan dengan penjerahan formulir2 susman”, kata Hardjantho. Tentang kemungkinan koalisi setelah pemilu, Hardjantho tidak menutup kemungkinannja.
“Bisa sadja, djuga dengan Partai Muslimin/tani”, kata Hardjantho.
Tokoh PNI tsb mendjawab pertanjaan2 di Gedung Wanita, ketika bersama isterinja menghadiri ulang tahun ke 20 Ormas wanita Marhaenis. (DTS)
Sumber: SULUH MARHAEN (16/01/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 623-624.