PREDIKAT PAHLAWAN NASIONAL BAGI “PANGERAN SAMBERNYOWO”

PREDIKAT PAHLAWAN NASIONAL BAGI “PANGERAN SAMBERNYOWO”

 

Jakarta, Antara

Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember tahun ini akan ditandai dengan pemberian predikat Pahlawan Nasional bagi Raden Mohammad Said atau yang lebih populer dengan julukan “Pangeran Sambernyowo”, karena perlawanannya kepada penjajah Belanda di Jawa Tengah tempo dulu.

Menteri Sosial Ny. Haryati Soebadio mengungkapkan di Jakarta, Senin bahwa pemberian predikat pahlawan bagi tokoh yang kemudian bernama Mangkunegara I itu, akan diberikan oleh Presiden Soeharto dan diterima oleh wakil kerabat Keraton Mangkunegara Surakarta dalam suatu upacara di Istana Negara Jakarta.

“Proses bagi pemberian predikat pahlawan bagi Pangeran Sambemyowo ini sudah berjalan tiga tahun. Memang nama itu diajukan masyarakat dan dinilai oleh tim sejarah dari Depdikbud,” kata Mensos kepada wartawan di Bina Graha setelah diterima Presiden Soeharto.

Kepada Presiden, ia juga melaporkan tentang pelaksanaan Pameran Budaya Asmat (salah satu suku di Irian Jaya) di Jerman Barat, yang mendapat perhatian besar dari masyarakat di sana.

Selain itu, juga dilaporkan rencana pertemuan kedua ASEAN tentang masalah­masalah sosial di Kuala Lumpur, malaysia, akhir Nopember. Pertemuan pertama berlangsung tahun 1977.

“Jadi, para menteri urusan sosial se-ASEAN sudah merasa perlu membicarakan lagi soal itu sekarang” ujar Menteri.

 

Terima Menhub

Hari Senin itu, Presiden juga menerima Menteri Perhubungan Azwar Anas, yang melaporkan hasil lawatannya ke Jerman Barat, antara lain untuk menghadiri

“pembaptisan” KM. Tidar, kapal penumpang baru yang akan dioperasikan di wilayah timur Indonesia.

“Supaya tarifnya dapat terjangkau lebih banyak masyarakat di bagian timur itu, maka kapasitas untuk penumpang kelas ekonomi diperbesar, sedang kelas-kelas yang lebih mahal dikurangi,” kata Menhub.

 

 

Sumber : ANTARA (10/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 598-599.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.