PRESIDEN: AELM AKAN BERDAMPAK PADA EKONOMI DUNIA[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengatakan Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (AELM) di Istana Bogor 15 November menjadi pusat perhatian dunia karena mempunyai dampak amat besar terhadap perekonomian dunia yang makin menjadi global dan tanpa batas.
“Saya berharap pertemuan kita di Bogor akan mengumandangkan pesan yang lebih penting lagi bahwa bangsa yang besar dan kecil akan dapat bekerjasama demi kepentingan lebih besar yaitu ekonorni-ekonorni industri yang paling maju di dunia dapat menciptakan kemitraan dengan ekonomi- ekonomi yang sedang berkembang,” kata Presiden di Balai Sidang Jakarta Senin.
Ketika menjamu 17 pemimpin ekonomi anggota APEC yang akan bertemu di Istana Bogor 15 November, Kepala Negara menyatakan dasar perkembangan ekonorni semua anggota APEC adalah sistem perdagangan multilateral yang terbuka. “Kita mendambakan pertumbuhan ekonorni yang terus-menerus dinamis, yang semuanya akan menikmati secara adil. Visi memang menantang imajinasi. Tapi, kita percaya bahwa kita bisa mewujudkannya. Karena kita yakin jika kita bekerjasama maka kita bisa mewujudkannya,” kata Kepala Negara. Kawasan Asia Pasiflk adalah wilayah yang paling dinamis perkembangannya. Pada 1993 anggota APEC menghasilkan setengah dari produk bruto dunia dan menghasilkan 41 persen dari seluruh perdagangan dunia.
Sementara itu, kata Ketua APEC, besamya pendapatan per kapita anggota APEC adalah dua setengah kali dari rata-rata pendapatan per kapita dunia. Jumlah penduduknya dua miliar jiwa.
“Tidak disangsikan lagi bahwa kita merniliki kemauan untuk melaksanakannya. Karena itulah tahun 1994 adalah tahun yang paling sibuk bagi APEC. Kita telah meluncurkan berbagai kegiatan untuk memperepat liberalisasi perdagangan dan investasi di wilayah ini,”kata Kepala Negara.
Singkirkan Hambatan
Kepada para pemimpin ekonomi yang berdatangan ke Jakarta mulai hari Jumat hingga Senin, Presiden Soeharto mengingatkan bahwa dasar pertumbuhan ekonomi ke-18 anggota APEC adalah perdagangan multilateral yang terbuka.
“Kita sama-sama yakin bahwa pertumbuhan dan kemakmuran tergantung dari disingkirkannya hambatan terhadap perdagangan dan investasi. Kami di Indonesia percaya bahwa semua ekonomi APEC-apa pun juga tingkat perkembangannya dapat memperoleh manfaat dari perdagangan yang bebas dan investasi yang bebas serta integrasi ekonorni yang lebih besar,” kata Kepala Negara.
Karena itulah, Presiden Soeharto mengajak semua pemimpin ekonomi APEC ini untuk terns memupuk hubungan antar manusia dan ekonomi yang sedang tumbuh dengan cepat di antara mereka.
“Karena, hanya dengan itulah kita dapat mewujudkan visi besar yang telah kita nyatakan bersama di Pulau Blake,” kata Presiden ketika mengingatkan pertemuan pertama di Blake Island, Seattle AS, tahun 1993 yangjuga berlangsung bulan November.
Padajamuan makan ini, yang dihadiri pula pejabat tertinggi negara dan menteri, dihidangkan berbagai jenis makanan antara lain bebek yang disebut “smoked supreme of Bali duck”, “assorted greens”, “orange dressing”, “grilled salmon steak”, “parsley potatoes”, dan “fresh garden vegetables.” Ketika para pemimpin ini berdatangan, para petugas keamanan Indonesia bekeija keras, terutama karena tidak semua staf para pemimpin itu bisa memasuki ruangjamuan tersebut. Para petugas Indonesia beberapa kali terpaksa menghalangi sejurnlah staf para pejabat itu yang memaksa ikut mendampingi pernimpin mereka.
PM Malaysia Mahathir Mohammad, Presiden Pilipina Fidel Ramos, dan Presiden AS Bill Clinton mendapat tepuk tangan meriah ketika akan memasuki ruang makan Balai Sidang Jakarta. (T.EU02/DN08/l4/l1 /94 21:02/RU6/22: 15)
Sumber: ANTARA(14/11 / 1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 433-435.