PRESIDEN AJAK UMAT KRISTEN PENUHI PANGGILAN TUHAN[1]
Jakarta, Media Indonesia
Presiden Soeharto mengajak umat Kristen di Indonesia untuk memenuhi panggilan Tuhan, yaitu membahagiakan, menyejahterakan dan menyelamatkan seluruh umat manusia, khususnya bangsa Indonesia.
“Saya mengetahui, sebagai warga negara umat Kristiani di negara kita ini akan berupaya memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negaranya,” kata Pak Harto ketika memberikan sambutan pada peringatan Natal bersama Korpri di Jakarta malam tadi.
“Seraya mengagungkan Tuhan atas segala anugerah dan berkah-Nya bagi bangsa kita, saya mengajak Saudara-saudara untuk makin menghayati dan mewujudkan tugas dan panggilan di mana pun Saudara-saudara berada,”pesan Presiden.
Teladani Kristus
Dalam suasana Natal yang syahdu ini, demikian Pak Harto, “Saya mengajak seluruh umat Kristiani untuk senantiasa meneladani Yesus Kristus yang dengan nurani yang bersih mau hidup sederhana dan miskin demi perhatian terhadap nasib seluruh umat manusia.”
“Marilah kita buang jauh-jauh sikap egoisme dan tertutup terhadap kepentingan orang lain. Marilah kita buang jauh-jauh egoisme diri, egoisme kelompok dan egoisme golongan agama. Sebagai gantinya, kita perlu bersikap saling mendukung dan bahu membahu dalam mencapai tujuan pembangunan dunia baru yang lebih adil dan sejahtera, berdasar kasih dan persaudaraan sejati antar-manusia,” tambah Kepala Negara.
Presidenjuga mengajak umat Kristen untuk bersama-sama semua kalangan dan goIongan masyarakat terus memelihara persatuan dan kesatuan diantara semua warga negara, tanpa membedakan suku, goIongan dan agama.
“Kita mengerti bahwa setiap manusia dan setiap kelompok mempunyai sifat dan ciri-ciri sendiri yang sangat khusus. Namli D kita tidak memandang kemajemukan ini sebagai alasan untuk terpecah belah. Justru sebaliknya marilah kita gunakan kemajemukan ini sebagai sumber inspirasi untuk memperkaya wawasan dan kekuatan pendorong agar dapat berkiprah dengan lebih baik lagi. Saya minta agar Saudara saudara menjadi kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa melalui sikap persahabatan dan persaudaraan dengan sesama kita,” kata Pak Harto.
Ringankan Behan
Sebelumnya Pak Harto mengingatkan Yesus Kristus yang lahir di kandang domba di Bethlehem, mengandung pesan bahwa Yesus senantiasa ingin bersahabat dan dekat dengan mereka yang miskin, yang melarat dan terbelakang. Mereka yang miskin, melarat dan terbelakang adalah juga manusia, yang berhak menerima kasih Allah, kata Presiden.
“Karena itulah, perayaan Natal akan terasa lebih bermakna,jika disertai tekad dalam hati sanubari kita untuk selalu bergiat meringankan beban mereka yang miskin dan menderita.”
Pak Harto juga mengajak segenap umat Kristiani untuk makin meningkatkan pengabdian demi peningkatan kualitas masyarakat, bangsa dan negara. “Hendaknya Saudara-saudara makin mampu mengamalkan iman melalui karya-karya pengabdian agar tujuan yang luhur tadi dapat kita wujudkan bersama.” Dengan meningkatkan kualitas manusia, maka kesejahteraan dan ketenteraman bangsa akan makin dapat terus kita tingkatkan. Hal ini bertambah penting dalam rangka sumbangan bangsa Indonesia bagi terwujudnya perdamaian dunia yang lebih maju dan lebihadil.
“Marilah kita ikut mewujudkan perdamaian dunia dengan membangun persaudaraan antara sesama manusia, yang dapat kita jadikan modal untuk membangun kesetiakawanan antarbangsa di muka bumi ini, atas dasar persamaan dan hormat-menghormati, “kata Presiden.
Kepala Negara juga menekankan bahwa umat Kristen mesti berusaha memberi suasana damai dan persaudaraan sejati dalam melaksanakan pekerjaan-pekeijaan masing-masing. “Itulah salah satu cara dalam ikut ambil bagian didalam pembangunan bangsa. Kita bersama akan mampu mewujudkannya dengan berkat Tuhan dan dengan membuang jauh-jauh semangat egoisme diri dan kelompok, kita yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita semua,”katanya. Acara Natal bersama Korpri itu, malam tadi berlangsung semarak. Selain Pak Harto dan Ibu Tien, ikut hadir sejumlah menteri Kabinet Pembangunan VI. (Rid/D-4)
Sumber: MEDIA INDONESIA ( 28/ 12/1995 )
____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 567-568.