PRESIDEN AKAN MERESMIKAN BERBAGAI PROYEK BERNILAI RP 82 MILlAR DI KALBAR[1]

PRESIDEN AKAN MERESMIKAN BERBAGAI PROYEK BERNILAI RP 82 MILlAR DI KALBAR[1]

 

Jakarta, Suara Pembaharuan

Presiden Soeharto menurut rencana akan membuka acara peringatan Hari Aksara Internasional ke- 29 tanggal 22 September di Kalimantan Barat, sekaligus meresmikan beberapa proyek di sana dengan nilai total Rp 82 miliar.

Proyek-proyek itu meliputi dua jembatan masing-masingjembatan Semuntai (di Kabupaten Sanggau) senilai Rp 17 miliar dan jembatan Kartiasa (Kabupaten Sambas), pembangunan daerah rawa, penyediaan sarana air bersih, serta gedung sekolah SLTA.

Gubernur Kalimantan Barat Aspar Aswin menjelaskan hal itu kepada wartawan, usai menghadap Kepala Negara di Bina Graha, hari Selasa (13/9). Jembatan di Semuntai panjangnya 520 meter dan Iebar 7 meter, sedangkan jembatan di Kartiasa panjangnya 220 meter dengan Iebar 6 meter. Menurut Gubernur Kalbar Kepala Negara tampaknya sangat menarik terhadap rencana peresmian pembangunan daerah rawa yang bisa mengairi 2.984 hektare lahan itu, karena ini menyangkut harkat hidup para petani di Kalbar. Sedangkan penyediaan sarana air bersih yang akan diresmikan meliputi 180 unit, terletak di daerah pedalaman dan perbatasan, dan mampu memberikan suplai air bersih kepada 118.000 jiwa Disamping itu, peresmian gedung-gedung sekolah pada umumnya meliputi gedung SLTA.

“Perjalanan dari Pontianak ke Semuntai dicapai kurang lebih 40 menit dengan helikopter. Dari Semuntai. Bapak Presiden bersama lbu Tien Soeharto kembali ke Pontianak, langsung ke airport dan kembali ke Jakarta,” kata Aspar Aswin menambahkan.

Program IDT

Menurut Gubernur Kalbar Kepala negara juga berpesan kepadanya agar penyaluran dana Inpres Desa Tertinggal (IDT) dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu tergesa-gesa sebelum masyarakat betul-betul siap. Beliau mengarahkan kepada saya agar dalam mencairkan dana IDT yang disalurkan itu berhati hati dan tidak tergesa-gesa sebelum masyarakat betul-betul siap. Memang kita di daerah juga demikian, dari berbagai pemyataan Presiden terkandung pesan agar kita hati-hati mengelola dana IDT, sekalipun dana IDT ini tidak akan ditarik,”katanya. Ditambahkan, bahwa kepentin gannya adalah untuk revolving sehingga masyarakat yang lain juga merasakan dana yang digulirkan itu. Aspar Aswin juga melaporkan kepada Kepala Negara bahwa dana IDT yang sudah tersalur kurang lebih Rp 6 miliar atau berarti kurang lebih 60 persen dari jumlah 525 desa miskin di Kalbar. Adapun kesulitan yang dialami, ungkapnya, adalah karena bibit-bibit yang diperlukan oleh masyarakat seperti ayam buras, kambing, babi tidak semuanya bisa dipenuhi dari daerah. Oleh karena itu,Presiden memberi petunjuk agar untuk memenuhi kebutuhan akan kambing menghubungi pengusaha di Jawa Tengah.

“Kemudian yang kita antisipasi untuk masa mendatang adalah apabila program IDT ini betul-betul jalan sesuai dengan keinginan dan rencana masyarakat maka mungkin dalam satu atau dua tahun yang akan datang suplai hasil produk pertanian begitu melimpah di Kalbar”, ujar Aspar Aswin. Untuk itulah sudah disiapkan satu perangkat untuk menampung hasil komoditi rakyat tersebut.

Selain itu, Presiden juga memberi arahan supaya Koperasi didorong termasuk Koperasi Unit Desa (KUD) yang ada di aktifkan kembali. Sehingga desa-desa yang KUD nya belum berjalan dengan benar bisa ditumbuhkan kembali. Gubernur Kalbar juga melaporkan tentang target laju pertumbuhan ekonomi Kalbar. Oleh pemerintah ditargetkan Kalbar yang paling tinggi secara nasional yaitu 8,7 persen. Ini tentu konsekuensinya bagi daerah bangat besar. Kalau saja saya katakan dengan 8,7 persen selama Pelita VI ini, maka Kalbar memerlukan dana investasi kurang lebih Rp 21 triliun. Apabila komposisi seperti yang diarahkan Presiden yaitu sebaiknya 30 persen rnerupakan investasi pemerintah dan 70 persen investasi swasta, maka investasi pemerintah antara Rp 6 triliun sampai Rp7 triliun dan investasi swasta kira kira Rp15 triliun. Aspar Aswin mengatakan tentu sulit bagi saya menarik investasi swasta ini kalau infrastruktur didaerah ini belum berkembang dengan baik. Untunglah beberapa pejabat termasuk menteri menteri mengharapkan supaya investor swasata mau menanamkan modalnya ke daerah luar Jawa, Madura dan Bali, katanya. Ini tentu kita sambut dengan satu antusias yang tinggi. Oleh karena itu diharapkan agar infrastruktur dasar dan sarana sarana yang lain dapat dibangun lebih awal sebelurn selesai Pelita VI ini, untuk mempermudah investor menanamkan modalnya. “Saya yakin kalau dengan Rp 1,2 triliun (maksudnya rnembangun infrasstruktur Red) tiap tahun jadi Rp 6 triliun Pelita VI (W-4/M-5)

Sumber: SUARA PEMBARUAN ( 15/09/1994)

_______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 516-518.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.