PRESIDEN ALAT KONTRASEPSI JANGAN SALAHGUNA

PRESIDEN ALAT KONTRASEPSI JANGAN SALAHGUNA

Bandung, Antara

Presiden Soeharto mengingatkan, agar penyebarluasan dan cara-cara memperkenalkan alat-alat dan obat-obat kontrasepsi  harus hati-hati dan waspada supaya jangan memberi pengaruh buruk kepada masyarakat dan anak anak.

“Kita semua harus waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar alat- alat itu tidak di salah gunakan, lebih lebih tidak menjadi alat yang merusak moral dan etika yang kita junjung tinggi-tinggi”, kata Kepala Negara dalam amamatnya pada peresmian pabrik kondom pertama Indonesia di Banjaran, Bandung, Rabu.

Presiden mengatakan, masyarakat memang tidak mungkin dipaksa hanya untuk menggunakan alat-alat dan obat-obat kontrasepsi tertentu saja.

Karena itu alat-alat dan obat-obatan kontrasepsi itulah yang harus disesuaikan dengan kehendak masyarakat yang memakainya.

Ia mengatakan, jika suatu alat atau obat kontrasespsi tidak disenangi lagi oleh sekelompok masyarakat, maka perlu dicari alat atau obat yang dapat diterima dengan perasaan tenang.

Dalam hubungan ini yang penting adalah bahwa alat-alat dan obat-obat kontrasepsi itu haruslah aman, efektif, mudah digunakan dan murah. Semua alat-alat itu harus digunakan sesuai dengan tujuannya terutama oleh pasangan-pasangan usia subur yang ingin mengatur kelahiran dan jumlah anak untuk membangun keluarga yang sehat dan sejahtera menuju masyarakat sehat dan sejahtera, kata presiden.

Ia mengatakan, pelaksanaan Keluarga Berencana harus dirasakan sebagai kebutuhan masyarakat sendiri dan dilakukan secara sadar oleh isteri maupun suarni bersama-sama.

“Jadikanlah norma keluarga kecil yang sejahtera dan bahagia menjadi norma keluarga keluarga kita”, kata kepala negara.

Ia mengatakan bahwa dengan diresmikannya pabrik ini maka sebagian dari kebutuhan alatkontrasepsi telah dapat dipenuhi sendiri.

“Kita memang harus terus berusaha agar setahap demi setahap dapat melepaskan diri dari ketergantungan luar negeri, sehingga kita dapat berswasembada dalam segala bidang yang dapat kita hasilkan sendiri”.

Ia mengingatkan, keberhasilan program Keluarga Berencana nasional memang sangat penting bagi pembangunan dan masa depan kehidupan bangsa Indonesia.

Keberhasilan atau kegagalan pembangunan akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan dalam mengendalikan jumlah penduduk yang menjadi tujuan utama program Keluarga Berencana, kata Kepala  Negara.

“Keberhasilan atau kegagalan kita itu akan menentukan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas besar untuk mewujudkan perikehidupan yang maju dan sejahtera lahir dan batin”.

Peresmian pabrik kondom pertama yang dapat memproduksi lk. 200.000 gros per tahun itu ditandai dengan penekanan tombol dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Soeharto.

Pabrik alat kontrasepsi itu dibangun dengan biaya dari dana kerjasama ekonomi luar negeri Jepang (OECF) sebesar 2,25 milyar Yen dan dana APBN lk. Rp 1,9 milyar.

Kapasitas  produksi 200.000 gros per tahun itu dapat ditingkatkan menjadi 400.000  gros bahkan bila kebutuhan meningkat dapat ditingkatkan lagi menjadi 900.000 gros per tahun.

Mutu kondom sudah diuji CITI (Chemical Inspection and Testing Institute) dari Jepang dan temyata memenuhi persyaratan standar seperti yang diproduksi oleh Jepang.

Sumber: ANTARA (25/02/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 693-694

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.