Presiden: ARAH YANG SUDAH TEPAT DAN BENAR

Presiden: ARAH YANG SUDAH TEPAT DAN BENAR[1]

Yogyakarta, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto mengatakan, generasi angkatan 45 merasa lega dan tentram karena generasi penerus makin sehat lahir dan batin, makin cakap serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat diperlukan untuk memajukan bangsa dalam zaman modern sekarang. Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Ketua Umurn Dewan Harian Angkatan 45 Soerono pada Reuni Akbar Pejuang yang berlangsung di Monumen “Yogya Kembali”, Kamis (24/8) di Yogyakarta, Presiden lebih lanjut mengatakan pembangunan menimbulkan masalah baru, tetapi ini tidak berarti harus bongkar pasang.

“ltulah sebabnya dalam melaksanakan pembangunan dengan menjaga kesinambungan untuk mencapai pertumbuhan dan merasakan keadilan perlu diperbarui dan dikoreksi terus menerus,”tandasnya.

Dengan segala keterbatasan yang masih merisaukan, kata Kepala Negara, arah yang kita tuju pada dasarnya sudah tepat dan benar, tetapi rangkaian koreksi masih tetap perlu. “Yang penting kita melaksanakan seluruhnya itu dalam kerangka semangat persatuan dan melalui lembaga negara kebangsaan yang telah dibangun dengan susah payah,” tandasnya.

Presiden juga menyatakan penyesalan karena tidak bisa hadir sendiri dalam Reuni Akbar Pejuang yang dihadiri 2.000 mantan pejuang angkatan 45 itu. Namun Presiden meyakinkan “hati dan pikiran saya tetap bersama saudara.” Sementara itu Ketua Umum Paguyuban Wehrkreise III (PWK III) Soesilo Soedarman di depan 2.000 mantan pejuang itu mengharapkan agar reuni akbar tersebut dapat dimanfaatkan untuk mawas diri, dan memperbaiki tekad untuk secara positip dan bersama-sama melahirkan generasi penerus yang handal. Dalam kesempatan itu Jenderal (Pum) Soerono melakukan pemotongan tumpeng yang selanjutnya diserahkan kepada Ny. Sugiyono istri Pahlawan Revolusi Kol Anwnerta Sugiyono.

Sumber: SUARA PEMBARUAN (25/08/1995)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 260-261.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.