PRESIDEN: BELAJARLAH DARI KEGAGALAN

PRESIDEN: BELAJARLAH DARI KEGAGALAN[1]

 

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto mengharapkan generasi muda mempelajari kegagalan sistem demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin, setelah terbukti tidak dapat mengantar bangsa Indonesia ke dalam kancah pembangunan. Kepala Negara mengemukakan itu ketika membuka lomba pemasyarakatan dan pembudayaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) tingkat Nasional tahun 1994 di Taman Mini Indonesia Indah, Selasa.

Belajar dari pengalaman sejarah itulah dirumuskan P-4 agar pengalaman pahit masa lalu tidak terulang lagi. Karena itu pula disepakati bahwa Pancasila adalah satu­ satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan uraian itu menurut Presiden, terlihat pentingnya pemasyarakatan dan pembudayaan P-4 secara terus menerus. “Caranya, perlu selalu kita segarkan agar pemasyarakatan dan pembudayaan P-4 tidak jenuh, “tambah Kepala Negara.

Pemasyarakatan dan Pembudayaan P4 merupakan bagian yang penting dalam memperkuat jati diri sebagai bangsa. “Kita memang harus membangun masyarakat modern, mengejar ketinggalan, tetapi semua harus tetap dirasakan sebagai masyarakat Indonesia, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” kata Presiden.

Sejak semula, kata Presiden, penataran P-4 dimaksudkan sebagai gerakan pemasyarakatan dan pembudayaan Pancasila agar benar-benar menyemangati dan mewarnai kehidupannya sebagai warga negara dan manusia Indonesia. “Sebagai gerakan, pemasyarakatan dan pembudayaan Pancasila harus tumbuh dari kesadaran diri dari dalam dan bukan karena paksaan yang datang dari luar,”tandasnya. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Tim P-7 Sudharmono SH, Menko Polkam Soesilo Soedarman, Menpen Harmoko, Menkeh Oetoyo Oesman, para pejabat BP-7 Pusat serta para peserta lomba yang berasal dari seluruh Indonesia.

SDM

Presiden mengemukakan, peningkatan sumber daya manusia (SDM) akan gagal apabila tidak diikuti dengan pembentukan watak dan mental yang berkepribadian sesuai dengan jati diri sebagai bangsa pejuang, yang benar-benar menghayati idealisme kebangsaan dan kerakyatan. “ltulah makna pengamalan Pancasila dan UUD 45 secara mumi dan konsekuen,” kata Presiden.

Dalam era tinggallandas akan ditingkatkan kemampuan sumber daya manusia yang mandiri dan memiliki daya juang yang handal. Sebelumnya Kepala BP-7 Pusat Soeprapto M.Ed melaporkan, lomba pemasyarakatan dan pembudayaan P-4 yang diselenggarakan untuk yang pertama kali ini mempakan pengembangan dan peningkatan dari pelaksanaan Lomba Cerdas Tangkas (LCT) P-4 tingkat nasional yang diselenggarakan sejak tahun 1988.

Dalam evaluasi, LCT P-4 ini memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi upaya memasyarakatkan dan membudayakan P-4,” katanya. Dalam lomba P2P4 ini akan diadakan lomba cerdas tangkas, Iomba pidato P-4, lomba diskusi P-4, lomba simulasi dan lomba menyanyi bernafaskan P-4. Peserta lomba ini terdiri atas anak­ anak SD, SLTP, SLTA dan mahasiswa yang merupakan utusan dari tiap provinsi.

(A-6)

Sumber : SUARAKARYA( 12/10/1994)

——————–

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 114-115.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.