PRESIDEN BUKA PRAMUKA RAIMUNA V CIBUBUR
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menurut rencana 19 Desember 1987 akan membuka pesta Raimuna Nasional ke V di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur.
Kwarnas Pramuka Mashudi Rabu siang di kantor Bupati Bekasi, Jabar yang menjelaskan hal itu kepada pers menyatakan untuk mengawali pesta tersebut tgl. 14 sampai 18 Desember direncanakan diselenggarakan acara Pra Raimuna Nasional V.
Raimuna Nasional V itu akan dihadiri 5000 orang Pramuka Penegak/Pandega dari seluruh Indonesia, dimana setiap Kwarcab mengirimkan masing-masing 10 Penegak putra/putri ditambah dua seorang Penegak/Pandega putra-putri.
Setiap Kwarda mengirimkan masing-masing dua orang Penegak/Pandega putra-putri dari unsur Dewan Kerja Daerah (DKD). Sampai kini telah terdaftar sebagai peserta 1.796 orang Penegak/Pandega dari 23 propinsi dan satu Gugus Depan (Gudep) dari KBRI Singapura, kata Mashudi.
Dia menjelaskan bahwa istilah “Raimuna” berasal dari bahasa daerah Irian Jaya yang digunakan di kawasan Kecamatan Japen Timur, Kabupaten Japen Waropen (Semi).
Raimuna merupakan kata majemuk dari kata “Rai dan Muna” yang artinya sekelompok manusia yang hidup bersatu dijiwai suatu daya kekuatan yang memberi semangat untuk mencapai tujuan bersama.
“Di dunia internasional, kegiatan Pramuka Penegak serupa ini biasa disebut Rover Moot,” kata Mashudi.
Tema Raimuna Nasional ke lima ini adalah “Belajar, bekerja dan beribadah giat, modal pokok Penegak/Pandega menjadi manusia mandiri”, dan mottonya ”Tingkatkan disiplin, semangat dan ketrampilan”.
Kegiatan
Ketua Dewan Keija Nasional (DKN) Fairus menjelaskan bahwa kegiatan para peserta Raimuna Nasional ini terbagi dua bagian yaitu Umum dan Khusus.
Kegiatan Umum terdiri empat kelompok, yaitu mental spiritual, Persaudaraan, Seminar/Diskusi dan Kelompok Olahraga/kesehatan. Kelompok Khusus terdiri dari lima kegiatan, yaitu kegiatan Saka (Satuan Karya), kegiatan Bela Negara, Ketrampilan, Bhakti Masyarakat dan kegiatan Lomba.
Dalam kegiatan bhakti masyarakat ini para peserta diajak untuk membantu para petani di Kampung/Kelurahan Tanjung Baru Kec. Lemahabang, Bekasi menanam padi pada area pesawahan yang menjadi sasaran Supra Insus pada jalur Pantai Utara (Pantura).
“Para peserta akan ditampung di berbagai rumah tinggal penduduk setempat selama enam hari secara bergelombang dalam tiga tahap masing-masing dua kali,” kata Fairus.
Mashudi menambahkan bahwa para peserta yang dikerahkan di kawasan pertanian Bekasi itu nantinya akan ikut pula membantu rakyat setempat mengajar pemberantasan “Tiga Buta” (buta pengetahuan dasar, buta aksara dan buta bahasa Indonesia).
Sumber: ANTARA (25/11/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 682-683