PRESIDEN: CINTAILAH PRODUK NASIONAL

PRESIDEN: CINTAILAH PRODUK NASIONAL[1]

 

Jakarta, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk mencintai produksi dalam negeri, karena sikap tersebut merupakan dukungan yang luar biasa besamya, bagi perkembangan industri nasional.

“Semangat mengejar kemajuan, semangat kebersamaan, semangat nasionalisme baru itulah yang kita bawa dalam memasuki tahun baru besok pagi,” kata Kepala

Negara dalam pidato akhir tahun yang disiarkan TVRI, Sabtu (31/12) malam. Dikatakan, di masa datang, dunia pada wnw1mya dan kawasan Asia Pasifik pada khususnya, akan memasuki perdagangan bebas. “Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, kita akan masuk dalam suasana perdagangan bebas tadi. Jika kita tidak bersedia ikut dalam arus besar perkembangan dunia itu, maka kita akan tertinggal dan makin jauh tertinggal di belakang,” kata Kepala Negara. Karena itu, menurut Presiden Soeharto bangsa Indonesia harus siap. “Kita harus menyiapkan diri dari sekarang juga. Kita harus menghimpun seluruh kekuatan ekonomi bangsa kita, yang sudah besar, yang sedang maupun yang kecil. Kita harus meningkatkan daya saing barang dan jasa yang kita hasilkan, agar kita sanggup bersaing di gelanggang perdagangan dunia maupun bersaing dengan barang-barang dari negara lain yang akan masuk ke tengah-tengah kehidupan kita,” tambah Kepala Negara.

Kegiatan Konsolidasi

Kepala Negara juga mengatakan, tahun 1994 penuh dengan rangkaian kegiatan konsolidasi organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan. “Sebagai wadah partisipasi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara, kita semua berkepentingan agar organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan itu kukuh, dan berfungsi dengan baik,” kata Presiden Soeharto.

Ditambahkan, keberhasilan pembangunan nasional sebagian memang dipengaruhi oleh kualitas organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan. “Kita risau, jika konsolidasi mereka terganggu, karena langsung maupun tidak, hal itu akan mempunyai pengaruh kepada kelancaran pembangunan nasional kita.” Dalam bidang ekonomi, Presiden mengatakan perkembangannya cukup baik. Laju pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 1994 diperkirakan melampaui 6,2%, yang merupakan sasaran tahun pertama Repelita VI. Laju inflasi cukup tinggi, namun masih tetap di bawah 10%.

Sektor industri menunjukkan perkembangan yang cukup memadai. Namun, sektor pertanian mengalami perlambatan terutama karena muslin kemarau yang kering dan panjang. Ekspor nonmigas yang turun pada bulan-bulan awal tahun 1994, telah naik dengan mengesankan pada bulan-bulan terakhir. Impor nonmigas juga naik, terutama karena meningkatnya penanaman modal dalam negeri dan modal asing. Cadangan devisa terus bertambah besar dan dapat membiaya lebih dari lima bulan kebutuhan impor. Perkembangan pasar modal membesarkan hati, yang sekaligus menunjukkan kepercayaan investor kepada perekonomian Indonesia dan bertambah efisiennya mekanisme pasar modal. “Secara umum saya dapat mengatakan, bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat kita terus berkembang dan dapat memanfaatkan setiap peluang yang terbuka,”kata Kepala Negara.

Sumber : SUARAPEMBARUAN  (2/01/1995)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 330-333.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.