PRESIDEN: CIPTAKAN KESERASIAN KERJA PIMPINAN DENGAN KARYAWAN

PRESIDEN: CIPTAKAN KESERASIAN KERJA PIMPINAN DENGAN KARYAWAN[1]

 

Tuban, Kompas

Presiden Soeharto meminta agar dalam melaksanakan manajemen, perusahaan dapat mengembangkan suasana kerja yang serasi antara pirnpinan dengan karyawan-karyawanya. Di samping itu, selain memperhatikan upah yang layak, Presiden meminta pula agar pengusaha mengembangkan koperasi karyawan. Kepala Negara menegaskan hal itu ketika meresmikan Pabrik Semen Tuban II PT Semen Gresik (Jatim), Pabrik Semen Indarung III CPT Semen Padang (Sumbar), Pabrik Amoniak urea PT Petrokimia Gresik di komplek Pabrik Semen Tuban II didesa Sumber Arum, Kecamatan Kerek sekitar 40 km arab barat kota Tuban hari senin (26/9).

Hadir dalam peresmian itu Ketua Umum DPP partai Persatuan Pembangunan Buya Ismail Hasan Metareum, anggota Komisi VI DPR RI dari F-PDI Budi Hardjono Menteri Perindustrian T.Aribowo, Menteri kependudukan/ketua BKKBN Haryono Suyono, Menteri tenaga Kerja ad-interim AkbarTanjung, Gubernur Jatim Moh. Basofi Soedirman, Gubernur Jateng Soewardi, Gubernur Sumbar Hasan Basri Durin, Pangdam V/Brawidjaya Mayjen TNI Haris Sudarno, Kapolda Jatim Mayjen (Pol) A Rivai Arganata.

Di samping meresmikan ketiga pabrik itu, Kepala Negara juga menyerahkan tanda penghargaan lomba Keluarga Berencana Kesejahteraan Pekerja Tingkat Nasional. Dua pembina yang memperoleh masing-masing Basofi Soedirman dan Soewardi. Penghargaan juga diberikan kepada sembilan perusahaan.

Nilai Strategis

Menurut Presiden, pabrik-pabrik yang dibangun tersebut mempunyai nilai strategis bagi pembangunan Indonesia. Misalnya, semen yang dihasilkan menjadi unsur penting bagi semua kegiatan konstruksi. Amoniak dan pupuk mutlak bagi keberhasilan pembangunan pertanian. Juga, pabrik petrokimia menghasilkan bahan baku bagi berbagai industri hilir yang berskala menengah dan kecil Karena itu, kata Presiden, pabrik-pabrik ini dijadikan pendorong kegiatan pembangunan.

Selain itu, dalam berproduksi pabrik -pabrik inimemanfaatkan teknologi canggih yang bisa diartikan menambah kemampuan dan pengalaman bangsa dalam menguasai teknologi. “Makin banyak dan makin beraneka-ragam penguasaan teknologi itu akan menjadi jaminan bagi kemajuan kita di masa datang,”kata Kepala Negara. Faktor lain, pembangunan pabrik ini juga mendorong tumbuh dan berkembangnya “industri jasa yang akan memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat. Dan, pabrik -pabrik ini dibangun badan usaha milik negara. “Telah menjadi kebijakan nasional kita bahwa badan-badan usaha milik negara itu hendaknya menjadi ujung tombak pelaksanaan program bapak angkat untuk mendorong perkembangan industri kecil,” tutur Presiden. Menurut Kepala Negara, sumber dana pembangunan pabrik-pabrik besar dan modern ini diambil dari dana perbankan, atau dana yang dihimpun dari masyarakat. “Karena itu saya minta agar pabrik-pabrik ini dikelola dengan rasa tanggungjawab yang besar,” tegas Presiden. Presiden juga meminta agar perusahaan mengembangkan, keserasian antara pimpinan dan karyawan dalam melaksanakan manajemennya. Diharapkan, suasana tenteram seperti itu bisa memperlancar produksi. Presiden juga mengingatkan pentingnya memperhatikan upah yang layak dan perlunya mengembangkan koperasi karyawan. Karena koperasi yang berkembang dengan sehat akan membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan. Pada bagian lain Kepala Negara menekankan agar kualitas sumber daya manusia ditingkatkan. Sektor itu merupakan kunci keberhasilan era industrialisasi dan hanya melalui jalur itu akan muncul tenaga ahli dan pekerja terampil yang berdedikasi tinggi. Langkah inipenting karena bangsa Indonesia telah memilih industrialiasi sebagai jalur utama pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan untuk mengolah dan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Industrialisasi juga bisa menyerap tenaga keija, meningkatkan produktivitas, merupakan wahana tepat untuk mengembangkan teknologi dan menjadikan bangsa modern. Kita bersyukur bahwa dewasa ini kita telah memiliki Undang-undang tentang Perkembangan Kependudukan, dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Undang­ undang ini merupakan dasar yang kukuh bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,”kata Kepala Negara. Diharapkan. undang-undang tersebut marnpu memperluas titik berat gerakan keluarga berencana. Dalarn arti, tidak hanya memfokuskan pada pengendalian jumlah penduduk tetapi meningkatkan kesejahteraan dan pembinaan terhadap, ketahanan keluarga dalam arti kias.

Untuk itu, Presiden menandaskan perlunya menumbuhkan gerakan keluarga pekerja sejahtera di perusahaan-perusahaan. “Para pekerja, SPSI, Apkindo dan pimpinan perusahaan harus bekerja sama bahu membahu dalam rnewujudkan keluarga pekerja sejahtera di semua perusahaan.”

Tambahan 17 Persen

Menperin T Aribowo menambahkan, dengan peresmian dua pabrik ini, berarti terjadi penambahan produksi semen sebanyak 3,3 juta ton per tahun atau 17 persen.

Sebelumnya kapasitas nasional terpasang 19,6 juta ton per tahun. Pabrik semen unit III Tuban ini memiliki kapasitas 2.300 ribu ton per tahun. Menelan biaya Rp 580 milyar belum termasuk bunga masa konstruksi. Dana ini diperoleh dari gopublic Rp 266 milyar, kredit ekspor Rp 174 milyar, dana sendiri Rp 140 milyar. Menurut Dirut PT Semen Gresik Fuad Rifai, peralatan pabrik dicukupi produksi dalam negeri 68 persen atau dari segi biaya 55 persen. Pabrik semen Indarung III C merupakan perluasan pabrik Indarung III B dari kapasitas 600 ribu ton per tahun menjadi 1.620 juta ton per tahun. Menelan biaya 207,8 milyar yang dananya berasal dari PT Semen Padang Rp 36,4 milyar dan kredit perbankan 171,3milyar. (ano)

Sumber: KOMPAS ( 27/09/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 523-526.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.