PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN KUNJUNGI PAMERAN BATAN [1]
Jakarta, Antara
SIDEN SOEHARTO dan Wakil Presiden Hamengku Buwono selama lebih kurang satujam menyaksikan pameran visuil kegiatan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) di Bina Graha, hari Sabtu.
Pameran yang bertema “Tenaga Atom Dalam Pembangunan” itu menyajikan panil2 tentang organisasi, kegiatan eksplorasi dan rencana kerja BATAN.
Presiden dengan penuh minat mengamati panil demi panil sementara Direktur Jenderal BATAN Prof. A. Baiquni memberikan penjelasan. Turut menyaksikan pameran itu antara lain Menteri Sekretaris Negara Sudharmono, Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Mukti Ali dan Menteri Kesehatan Prof. Dr. Siwabessy.
Pameran yang akan berlangsung sampai bulan Mei itu terbuka untuk rombongan instansi, murid sekolah dan umum dengan syarat mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Biro Umum Bina Graha dengan tembusan ke BATAN. Nama ketua rombongan dan peserta harus disebutkan dalam permohonan itu.
Jebakan2 Uranium dan Thorium
Panitia penyelenggara dalam laporan tertulisnya mengemukakan bahwa telah dikemukakan jebakan2 uranium danthorium di beberapa tempat di Indonesia. Bahan2 nuklir ini mengandung isotop2 uranium- 235 dan thorium- 232.
Berbeda dengan bahan bakar lainnya, yang terbakar habis menjadi gas dan abu, bahan nuklir tidak hanya mengeluarkan panas sebagai hasil reaksi nuklir pada uranium- 235 di dalam reaktor, tetapi juga mengubah bagian lain dari padanya menjadi bahan nuklir lagi, yaitu uranium- 238 menjadi plutonium- 239 dan thorium- 232 menjadi uranium- 233.
Indonesia dengan laju pertambahan penduduk 2,3 persen setahun pada akhir abad ini diperkirakan akan memerlukan listrik paling sedikit 64.000 MW, sedangkan kemampuan yang bisa dibangkitkan dengan menggunakan tenaga air hanya 6.000 MW.
Kekurangan yang berjumlah 58.000 MW itu harus dibangkitkan dengan menggunakan batubara dan I atau minyak bumi sebagai sumber energi primer. Bila jumlah itu harus dibangkitkan dengan batubara setiap tahunnya akan diperlukan 195 juta ton batubara atau 650.000 ton tiap hari, sedangkan bila dibangkitkan dengan minyak maka cadangan minyak bumi yang diperkirakan berjumlah 10 bilyun barrel itu akan habis dalam waktu 15 tahun.
Jika kekurangan daya listrik itu dibangkitkan dengan tenaga nuklir, maka tiap tahun hanya dibutuhkan sekitar 7.500 ton uranium saja yang dapat dengan mudah diangkut ke tempat2 konsumsi.
Dengan menggunakan komputer BATAN telah mengadakan perhitungan optimasi untuk mendapatkan pola yang paling ekonomis, dengan mengkombinasikan penggunaan minyak bumi, batubara, bahan nuklir serta tenaga air, untuk membangkitkan tenaga listrik dimasa mendatang, khususnya di Pulau Jawa.
Menurut perkiraan, paling sedikit 17.400 MW harus disediakan di Pulau Jawa pada tahun 1997 dengan tenaga nuklir dan angka inidapat meningkat menjadi 34.200 MW, tergantung pada kenyataan dapat tidaknya potensi ekonomi setempat dikembangkan sepenuhnya dan berhasil tidaknya usaha penyebaran penduduk keluar daerah. (DTS)
Sumber: BERITA BUANA (09/04/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 553-554.