PRESIDEN DUKUNG GAGASAN PEMBATASAN EKSPOR KOPI

PRESIDEN DUKUNG GAGASAN PEMBATASAN EKSPOR KOPI[1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mendukung gagasan Kolombia dan Brazil bagi pembatasan ekspor kopi sebanyak 20 persen karena harga komoditi ini sekarang dibawah 50 sen dolar AS/pon (112 kg). Setelah menemui Kepala Negara di Bina Graha, Selasa, Menteri Pertanian Sjarifudin Baharsyah mengatakan kepada pers jika gagasan itu disetujui maka Indonesia akan melaksanakannya mulai April 1994.

Pelaksanaan pada bulan April itu dilakukan sesuai dengan masa panen kopi, sedangkan di Amerika Latin pembatasan itu berlangsung mulai Oktober mendatang.

Ekspor kopi Robusta Indonesia tahun 1990 sebanyak 6.824 karung (50-60 kg/ karung), katanya. Ia menjelaskan bahwa gagasan Kolombia, Brazil dan beberapa negara Afrika ini muncul karena terus merosotnya harga kopi. Harga kopi Robusta idealnya 60 sen/pon. Ketika gagasan itu disampaikan kepada Indonesia, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain siapa yang harus menanggung biaya penyimpanan itu, katanya.

Bulan September ini akan berlangsung pertemuan di Bogota, Kolombia, dan dilanjutkan di Brazil bulan Oktober. Pada pertemuan kedua itu akan diambil keputusan.

Ditanya apakah pembatasan ekspor ini akan mengurangi pendapatan petani, ia menyebutkan kepada para pedagang/eksportir telah diingatkan bahwa biaya stok harus ditanggung pedagang sehingga petani tak boleh rugi.

“Pemerintah tidak mempunyai keharusan membiayai stok itu sehingga perlu dibiayai pedagang tanpa merugikan petani,”kata Sjarifudin.

Ia mengatakan langkah pengendalian ekspor ini masih lebih menguntungkan daripada terus menjual pada saat harga jatuh. Sementara itu, ketika ditanya berapa lama para pedagang sanggup menahan stoknya jika usul pengendalian itu jadi dilaksanakan, ia mengatakan hal itu sulit diperkirakan karena amat bergantung pada keadaan. Indonesia, katanya, walaupun merupakan negara produsen terbesar ketiga pangsa pasamya kecil sekali yaitu 23 persen untuk kopi Robusta dan tiga persen untuk kopi Arabika setelah Kolombia dan Brazil. (T-EU02/EU01! 7/09/93 12:38)

Sumber:Antara (07/09/1993)

____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 586-586

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.