PRESIDEN: GARUDA AGAR SEMPURNAKAN PELAYANANNYA KEPADA MASYARAKAT
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto menginstruksikan agar perusahaan penerbangan Garuda meningkatkan usaha perbaikan dan penyempurnaan pelayanannya kepada masyarakat, sehingga masyarakat tetap dapat mempercayai jasa penerbangan Garuda.
Instruksi ini disampaikan Kepala Negara dalam sidang cabinet terbatas bidang Ekuin, Rabu, di Bina Graha. Menteri Penerangan Harmoko selesai sidang itu mengemukakan, Presiden juga menginstruksikan agar penelitian tentang sebab-sebab kecelakaan pesawat Garuda di Medan diteruskan.
Menteri Perhubungan, Roesmin Nuriadin dalam sidang itu melaporkan tim peneliti kecelakaan sampai sekarang belum menemukan kelainan yang mengakibatkan kecelakaan itu.
Tim peneliti setelah memeriksa penerbang pesawat naas itu berkesimpulan bahwa kapten Sumirat tidak melakukan kelainan. Pesawat Garuda DC 9 juga tidak ditemukan kelainan. Demikian juga penelitian terhadap alat bantu navigasi, telekomunikasi baik di pesawat maupun di bandara Polonia tidak ditemukan ada kelainan.
Laporan terbang juga dinilai baik, serta cuaca ketika kecelakaan itu terjadi disimpulkan tidak membahayakan. “Cuaca seperti dialami ketika terjadi kecelakaan itu biasa dirasakan oleh penerbang,” kata Menpen mengutip laporan Menhub.
Tim peneliti masih menunggu hasil pemeriksaan dua black box yaitu boks rekaman data penerbangan (flight data recorder) dan rekaman suara selama penerbangan (voice recorder).
Menhub dalam keterangannya sebelum dimulai sidang kabinet itu mengemukakan, pihak yang berwenang memeriksa black box adalah pabrik pembuat pesawat DC 9 sendiri atau pihak lain yang dikuasakan.
Dikatakan, pengecekan teknis terhadap pesawat-pesawat DC 9 Garuda selalu dilakukan secara rutin. Demikian juga pemberian sertifikat naik udara tidak dilakukan secara gegabah. “Kita dalam hal ini terikat dengan ketentuan organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO) dan badan penerbangan Amerika (FAO) yang memberikan sertiflkat kepada DC 9,”kata Menhub.
Dalam sidang itu juga dilaporkan persiapan penyediaan pangan menghadapi pemilu, bulan puasa dan lebaran mendatang. Dilaporkan persediaan beras, terigu, gula, daging dan ternak cukup banyak. Persediaan beras yang dikuasai Bulog kini mencapai 1,8 juta ton, gula pasir 437.659 ton, terigu 248.586 ton dan kedele 36.953 ton.
Khusus untuk Jakarta alokasi gula dan terigu akan ditingkatkan 100 persen dari pasokan normal. Demikian juga ternak dipersiapkan 46.900 ekor yang merupakan tambahan 33.000 ekor dari pasokan normal.
Presiden dalam sidang itu memberi perhatian khusus terhadap pengembangan tekstil. Diharapkan industri tekstil terus dikembangkan serta penyediaan bahan baku berupa kapas, rayon dan serat fiber ditingkatkan. Untuk itu Kepala Negara mengharapkan pembinaan kapas rakyat terus diperhatikan.
Moneter
Dalam sidang dilaporkan, jumlah uang beredar selama bulan Januari 1987 mencapai Rp. 11.403 milyar. Dalam bulan Maret terjadi deflasi akibat penurunan harga di beberapa sektor, sebesar 0,28 persen.
Deflasi itu akibat turunnya harga padi-padian dan umbi 6,36 persen, bumbubumbu turun 4,8 persen, ikan segar 2,28 persen, buah-buahan 2,55 persen. Dengan demikian tingkat inflasi selama Januari-Maret 1987 hanya 1,53 persen. Inflasi selama tahun anggaran 1986/1987 sebesar 8,83 persen yang berarti sama dengan inflasi dalam tahun takwim 1986.
Neraca perdagangan luar negeri, Indonesia memperoleh surplus 269,8 juta dollar AS selarna bulan Januari. Pada kurun waktu itu ekspor mencapai 1.180,1 juta dollar dan impor 910,3 juta dollar.
Sumber : SUARA KARYA (09/04/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 806-807