PRESIDEN HARAPKAN MUHAMMADIYAH IKUT MEMIKIRKAN UPAYA PERBAIKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PRESIDEN HARAPKAN MUHAMMADIYAH IKUT MEMIKIRKAN UPAYA PERBAIKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI[1]

 

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto mengharapkan Muhammadiyah ikut memikirkan upaya perbaikan penyelenggaraan perjalanan ibadah haji. Sumbang saran itu alangkah baiknya jika masuk dalam pembahasan pada Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh, Juli mendatang. Saran itu disampaikan ketika pengurus Muhammadiyah diterima Presiden Soeharto, di Bina Graha, Jakarta, Selasa (9/5). Menurut Presiden, upaya perbaikan penyelenggaraan perjalanan ibadah haji sangat penting mengingat jumlah jemaah akan bertambah banyak. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Amien Rais diterima Presiden bersama dengan Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud, Ketua Aisyah Ny. Elida Jasman dan Wakil Ketua PP Muhammadiyah Sutrisno Muhdam. Mereka minta kesediaan Presiden membuka muktamar itu di Banda Aceh 1 Juli mendatang.

“Persoalan kuota haji, jelas tidak mungkin bisa diubah dengan mudah, karena hal ini sudah menjadi keputusan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan bukan banya keputusan pemerintah Saudi Arabia,” kata Presiden.

Dalam hubungan ini, ujar Amien Rais, Kepala Negara menganjurkan kepada orang yang sudah menjadi haji untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang belurn menunaikan ibadah haji. “Yang kebetulan mempunyai rezeki banyak tetap saja bisa pergi ke Tanah Suci, tapi sebaiknya lewat umroh saja. Presiden juga menganjurkan yang berkemampuan melaksanakan ibadah haji berkali-kali, sebaiknya Ongkos Naik Haji (ONH) disedekahkan saja atau dijadikan infak bagi masyarakat yang memerlukannya,” kata Amien Rais. Presiden mengingatkan bahwa sampai sekarang ini masih sekitar 25,9 juta warga negara yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. “Tentu saja, mereka akan sangat Presiden, ujar Amien Rais, menyatakan kesediaannya membuka Muktamar ke 43 Muhammadiyah dengan harapan agar pertemuan itu dapat membahas masalah-masalah nasional seperti perbaikan pelaksanaan ibadah haji dan keikutsertaan lembaga keagamaan itu dalam menyukseskan wajib belajar 9 tahun. Menurut Amien dalam pembicaraan itu ada tiga hal yang disampaikan Presiden. Harapannya agar Muktamar Muhammadiyah yang akan melibatkan 25 ribu orang dapat tetap menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan setempat dengan sebaiknya. “Karena salah satu primadona kegiatan Muhammadiyah adalah dalam bidang pendidikan, maka Kepala Negara minta agar Muharnn1adiyah memikirkan keberhasilan rencana wajib belajar 9 tahun itu,”katanya. Bahkan untuk menampung murid SD yang akan lebih banyak untuk melanjutkan ke SMP, maka kalau perlu dibuat SMP terbuka, dengan memanfaatkan gedung – gedung SD. Ini sesuai dengan tuntutan zaman di mana diperlukan SDM yang makin baik, lanjut Amien. Presiden juga mengharapkan agar Muhmadiyah tetap memiliki sekolah-sekolah kejuruan . Selain praktis , sekolah kejuruan juga diperlukan dalam dinamika pembangunan, sekarang ini. Presiden mengingatkan agar umat beragama betul- betul menjadikan saudara­ saudara kita yang masih hidup di bawah garis kemiskinan menjadi commonproblem, masalah bersama untuk diatasi. Amien Rais menjelaskan bahwa tiap agama mengajarkan untuk menegakkan keadilan sosial qengan cara merangkul dan merengkuh mereka yang kehidupannya kurang beruntung atau masih dalam situasi kemiskinan. (A6)

Sumber : SUARAKARYA( 11/05/1995)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 490-491.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.