PRESIDEN HARAPKAN NU TINGKATKAN PENGABDIANNYA
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengharapkan Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang dijadwalkan berlangsung di Cilacap, Jawa Tengah, 15 sampai 18 Nopember mendatang benar-benar dapat meningkatkan pengabdian ormas tersebut dalam pembangunan nasional.
Harapan Presiden itu disampaikan Menteri Agama Munawir Sjadzali ketika menjawab pertanyaan wartawan seusai diterima Kepala Negara di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu pagi.
Ditambahkannya bahwa pemerintah merasa gembira munas NU sebagai mitra perjuangan pemerintah yang mempunyai pengaruh luas tersebut juga akan membicarakan masalah kaderisasi ulama serta pembaharuan pemikiran agama.
Munas yang direncanakan berlangsung di Pesantren Kesugihan Cilacap itu akan dibuka Menteri Agama Munawir Sjadzali. Selain mengevaluasi pelaksanaan kembalinya NU ke Khittah 1926, munas diberitakan juga akan membahas peningkatan perkhidmatan terhadap peningkatan kualitas warga NU.
Menko Kesra H. Alamsjah Ratu Perwiranegara direncanakan juga akan memberikan pengarahan sekaligus membuka Konferensi Besar Alim Ulama NU, yang dijadwalkan berlangsung di tempat yang sama mulai 17 Nopember.
Rakernas MUI
Kecuali meminta petunjuk sehubungan rencananya mewakili pemerintah membuka Munas alim Ulama NU, Menteri Agama melaporkan pula kepada Presiden menengenai rencana penyelenggaraan Rakernas Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta 22 hingga 25 Nopember 1987.
Berbeda dengan rapat-rapat kerja nasional MUI sebelumnya, dalam rakemas kali ini MUI mengundang sejumlah tokoh ulama dari Brunei, Singapura dan Malaysia.
Informasi terakhir dari MUI menyebutkan bahwa tokoh ulama dari Brunei dan Singapura yang akan hadir dalam rakemas tersebut masing-masing berjumlah tiga orang, sedangkan dari Malaysia 20 orang.
Munawir menjelaskan bahwa para tokoh ulama dari ketiga negara tetangga itu akan menjadi peninjau yang berhak bicara dalam rakemas, atau dengan kata lain peninjau aktif. Dengan demikian, menurutnya, undangan kepada mereka itu dapat diartikan sebagai peningkatan hubungan antar tokoh agama di kawasan ASEAN.
Seluruh peserta rakernas, yang oleh Sekretariat MUI direncanakan berjumlah sekitar 200 orang termasuk undangan dari luar negeri, akan diterima Presiden di Istana Negara pada hari terakhir rakernas.
Menteri Agama menjelaskan bahwa materi yang akan dibahas rakernas tersebut antara lain peningkatan dakwah bilhal (dakwah dengan perbuatan), partisipasi ulama dan umat Islam dalam kehidupan nasional serta dalam peningkatan stabilitas politik dan ketahanan nasional.
Selesai mengikuti rakernas, para tokoh ulama dari Brunei, Singapura dan Malaysia akan diajak berwidya wisata untuk mempelajari kehidupan umat beragama di beberapa daerah.
Sumber: ANTARA (14/11/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 654-656