PRESIDEN INSTRUKSIKAN PENELITIAN LANJUT SUNGAl DI BAWAH TANAH

PRESIDEN INSTRUKSIKAN PENELITIAN LANJUT SUNGAl DI BAWAH TANAH[1]

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto menginstruksikan agar segera diadakan penelitian kelanjutan terhadap sungai di bawah tanah di Gua Bribik, ujung tenggara Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Instruksi Presiden ini disampaikan kepada wartawan oleh Menteri Penerangan Harmoko seusai bertemu Kepala Negara di kediaman, Jalan Cendana, Jakarta, hari Senin (30/3). Harmoko melaporkan tentang kegiatan Safari Ramadan menyusuri pantai utara dan selatan Pulau Jawa baru-baru ini.

Menurut Menpen yang telah meninjau sungai di bawah tanah itu, Bila nanti dibuat reservoir untuk air, Gunung Kidul tidak akan lagi kekurangan air di musim kemarau. “Survai awal telah diadakan, dan Bapak Presiden memberi petunjuk agar segera diadakan kelanjutannya dan ini akan dikoordinasikan dengan Menteri Pekerjaan Umum,” ujar Harmoko .

Presiden, ungkap Harmoko, juga menjelaskan kalau aliran tersebut memang sudah ada di Gunung Kidul. “Sekarang kan baru ditemukan aliran air di bawah tanah, maka perlu diketahui sampai berapa jauh air itu mengalir, dan apakah air itu cukup untuk dimanfaatkan, ini memerlukan pakar-pakar untuk meneliti lebih Ianjut.”

Ditambahkan,

“ltu memang luar biasa, itu bisa menyelamatkan masyarakat Gunung Kidul di bagian selatan, kalau di utara tidak kering. Jadi Janganlah Gunung Kidul itu dicitrakan tempat kelaparan. Tidak, sekarang bagus. Kalau dulu tahun 1960-an disebut sebagai orang asal Gunung Kidul akan malu.”

Harmoko menjelaskan sungai itu terletak di bawah gunung batu yang terjal sekali. Untuk sampai ke sungai itu harus memasuki lubang dengan berjalan jongkok dan kadang-kadang jalan miring pula. “Ketika saya masuk dipandu, oleh seorang kepala desa, perjalanan menempuh sekitar satu kilometer dan permukaan tanah.”

Dikemukakan, air sungai itu mengalir. “Menurut kepala desa di situ, ada yang berkedalaman enam meter ada yang hanya sampai selutut, arah arus menuju ke laut, tapi sebelum air mencapai laut telah tertahan oleh lautan pasir di bawah Gunung Sewu.”

Hasil Safari Ramadan yang disampaikan kepada Presiden kemarin meliputi masalah kesejahteraan, situasi politik, kerukunan umat beragama, pendidikan di pesantren dan seterusnya. Juga disampaikan mengenai temuan-temuan masyarakat di bidang komoditi ekspor

“Misalnya di suatu tempat di Jawa Barat seorang pengusaha kecil bisa menemukan pembuatan kerupuk dari air kelapa yang telah diekspor ke Jepang, ” ujar Harmoko. Ia menambahkan, “Juga di wilayah Batang, Jawa Tengah, seorang pembuat emping telah sampai ke taraf tidak lagi menggunakan alat umbuk, tapi mesin giling buatannya sendiri,hasilnya cukup banyak.”

Sebagian pengusaha kecil, kata Harmoko, masih belum tahu bagaimana caranya memanfaatkan kredit usaha kecil dari Bank.

“Mereka juga menyampaikan kebutuhan akan listrik yang dinilai bisa meningkatkan produksi mereka,” ujar Harmoko. Ia juga mengatakan, hasil-hasil temuan dalam Safari ini akan disampaikan kepada para Menteri yang terkait.

Kepada Presiden, Menteri juga melaporkan rencana rapat kerja terbatas Departemen Penerangan tanggal l0 sampai 11 April mendatang yang akan dihadiri para Kanwil, Kepala Stasiun TVRI dan RRI dari seluruh Indonesia. (osd)

Sumber: KOMPAS (31/03/1992)

______________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 740-741.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.