PRESIDEN: INTENSIFKAN DIALOG DENGAN GENERASI MUDA
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto Sabtu minta agar komunikasi dan dialog dengan generasi muda, termasuk mahasiswa, terus diintensifkan guna memberi kesempatan bagi mereka menyampaikan dan mengembangkan pendapat.
Dalam petunjuknya ketika menerima Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Akbar Tanjung di Bina Graha, Jakarta, Presiden mengatakan bahwa di samping memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, komunikasi dan dialog itu hendaknya juga melatih generasi muda untuk bisa mengapresiasikan pendapat orang lain.
“Dengan demikian, ada tukar menukar pendapat serta informasi dalam dialog tersebut,” katanya sebagaimana dikutip Akbar Tanjung kepada wartawan seusai diterima Kepala Negara.
Menurut Presiden, dengan dialog berkala semacam itu, generasi muda diharapkan dapat mengikuti dan memikirkan usaha-usaha bangsa untuk mengatasi berbagai tantangan yang diperkirakan muncul pada masa-masa mendatang.
Menpora menghadap Presiden untuk melaporkan hasil perjalan dinasnya ke Amerika Serikat baru-baru ini, yakni menghadiri latihan kepemimpinan yang diselenggarakan para mahasiswa Indonesia di AS.
Setelah mengadakan diskusi dalam program latihan yang berlangsung di Los Angeles itu, AkbarTanjung menyimpulkan bahwa para mahasiswa Indonesia di AS mengikuti perkembangan yang terjadi di Tanah air.
Berbagai masalah mereka tanyakan kepada Menpora, termasuk kasus Kedungombo, Kacapiring dan masalah suksesi kepemimpinan nasional.
“Ada di antara mereka yang melihat permasalahan itu dengan memakai referensi Amerika. Namun, setelah diajak berdialog, kita dapat menyamakan persepsi,” kata Akbar.
lngin Kembali
Menpora mengatakan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di AS kini mencapai sekitar 8.000 orang dan umumnya ingin kembali ke Tanah-air setelah menyelesaikan studi mereka, berbeda dengan mahasiswa dari negara lain.
“Ini sangat menggembirakan, karena membuktikan rasa kebangsaan para mahasiswa kita di luar negeri masih tinggi,” katanya.
Menpora kepada Presiden juga melaporkan perkembangan pelaksanaan pengerahan sarjana untuk bekerja di pedesaan, sebuah program baru yang kini masih dirintis Kantor Menpora.
Menurut Akbar, program itu ternyata mendapat sambutan positif karena dari 18 propinsi saja, kini sudah mendaftar hampir 3.000 sarjana. Padahal, targetnya tahun ini merekrut 800 sarjana untuk semua propinsi.
Oleh karena itu, seleksi terhadap yang mendaftar akan diperketat sehingga diharapkan yang tersaring nantinya benar-benar terdiri atas para sarjana yang puny a motivasi kuat dan idealisme tinggi untuk menjadi penggerak pembangunan di pedesaan.
Presiden Soeharto, kata Menpora, memberi petunjuk supaya yang terpilih dalam seleksi tersebut terdiri atas generasi muda sarjana yang betul-betul memiliki kesadaran tinggi dalam kehidupan berbangsa, antara lain sudah mengikuti penataran.
Sumber : ANTARA (15/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 615-616.