PRESIDEN: KADAR KEWAJIBAN BELA NEGARA TIDAK BOLEH SURUT

PRESIDEN: KADAR KEWAJIBAN BELA NEGARA TIDAK BOLEH SURUT [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan, sampai saat ini tidak terlihat adanya ancaman langsung terhadap bangsa dan negara Indonesia, namun demikian kadar kewajiban untuk membela negara tidak boleh surut.

“Sebab, Sesungguhnya kepentingan nasional negara-negara pada dasarnya tidak berubah”, kata Kepala Negara dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Panglima ABRI Jenderal TNI Feisal Tanjung pada peringatan Hari Armada, di TelukJakarta, Senin.

Panglima ABRI membacakan amanat Presiden Soeharto itu di geladak KRI Teluk Banten-516 yang legojangkar di Teluk Jakarta, sekitar 2,5 millaut dari pantai Ancol, tempat ucapara militer dilangsungkan. Acara pokok, pada acara di Teluk Jakarta itu, selain membacakan amanat Presiden RI, adalah “sailing pass” 42 kapal perang RI dan “fly pass” pesawat terbang dan helikopter TNI-AL. Presiden mengatakan, apabila kedaulatan negara terancam, maka harus dibela dengan seluruh kekuatan dalam bentuk apapun juga.

“Negara kita adalah negara kepulauan. Wilayah negara kita terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di wilayah yang sangat luas,” kata Presiden.

ltu sebabnya, Ianjut Kepala Negara, Indonesia harus merniliki angkatan laut yang kuat untuk menjaga kedaulatan negara. “Angkatan Laut kita harus profesional, efektif, efisien dan modem serta memiliki kuantitas dan mobilitas yang tinggi”, katanya.

Makin Berat

Presiden menyatakan, peranan ABRI di masa datang akan semakin berat, sedangkan laut akan bertambah penting artinya sebagai sarana untuk mewujudkan tanah air sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

“Kehidupan kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bemegara serta seluruh kekayaan nasional hanya dapat diamankan jika perairan nasional kita dapat dikendalikan secara efektif. Tugas-tugas tadi adalah tugas TNI-AL bersama komponen Hankam lainnya,” ujar Kepala Negara.

Presiden percaya TNI-AL mampu menangkal kekuatan-kekuatan yang mengancam kedaulatan dan integritas negar RI. Pada bagian lain sambutannya, Presiden mengatakan, TNI-AL hendaknyajuga mendukung upaya pengentasan rakyat dari kemiskinan.

“TNI-AL perlu meningkatkan pembinaan masyarakat desa pantai dan nelayan melalui program efektif dengan pendekatan yang tepat,” katanya.

Selain itu, tambahnya, TNI-AL juga harus tampiI sebagai pelopor pelestarian lingkungan. “Ekologi laut perlu dijaga kelestariannya agar daya dukung lingkungannya dapat kita pertahankan. Hanya dengan cara demikian kita dapat menjaga kelestarian sumber daya kelautan yang amat penting bagi kehidupan generasi kita yang akan datang”, katanya. TNI-AL, ujar Presiden, hendaknyajuga meningkatkan kemampuan dalam mengawasi penataan hukum dan pengendalian pencemaran di laut. “Saya juga berharap agar TNI-AL dapat memupuk kembali jiwa dan semangat bahari Bangsa Indonesia. Justru di laut kitajaya,”kata Presiden Soeharto. Acara, yang juga diperingati di seluruh Pangkalan TNI-AL itu, Ketua DPA Laksamana (Pum) Sudomo, Kassospol ABRI Letjen TNI Hartono dan Ketua Urnurn DPP PPP Ismail Hasan Metareum.

T.PU05/10:35AM/B/DN04/5/12/94  16:18/RU1/16:25)

Sumber: ANTARA(OS/12/1994)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 541-543.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.