PRESIDEN: KASUS MARSINAH TIDAK AKAN DITUTUP-TUTUPI[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menegaskan kasus pembunuhan Marsinah, seorang bumh PT. Catur Putra Surya (CPS) di Sidoardjo, Jawa Timur, tanggal 8 Mei sama sekali tidak akan ditutup-tutupi oleh pemerintah.
“Karena itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak berprasangka buruk,” kata Menteri Tenaga Kerja Abdul Latif kepada pers di Istana Merdeka, Selasa.
Kepala Negara mengatakan pula bahwa kasus ini akan ditangani secara sungguh-sungguh oleh pemerintah dan terbukti tersangka telah diajukan ke pengadilan. Kini Kepala Personalia CPS sedang diperiksa di pengadilan Sidoardjo. Menurut Menaker, kasus ini dilaporkan kepada Kepala Negara karena telah menja di kasus nasional. Bahkan,. ketika mengunjungi Australia baru-baru ini, Menlu Gareth Evans menanyakan pada Latif tentang kasus ini.
Ketika ditanya apakah benar pada kasus pembunuhan buruh ini telah terlibat oknum petugas keamanan, Latif berkata “Karena kasus ini sedang diajukan ke pengadilan, sebaiknya kita tunggu saja hasilnya”.
Ia mengatakan jika selama proses pengadilan berlangsung, pihaknya mengeluarkan komentar maka pernyataan itu bisa ditafsirkan sebagai usaha mempengaruhi proses pengadilan. Menaker mengatakan pula, karena Indonesia adalah negara hukum maka segala sesuatu yang berkaitan dengart hukurn harus diserahkan kepada pengadilan.
GSP
Menaker mengatakan pula, Dubes Indonesia untuk AS Arifin Siregar, tanggal 3 November telah mengadakan dengar pendapat dengan pejabat Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengenai masalah GSP (generalized system of preference).
AS mengancam akan mencabut fasilitas keringanan atau pembebasan bea masuk terhadap barang Indonesia yang memasuki pasarannya jika pemerintah Indonesia tidak memperbaiki syarat kerja para pekerja.
Latif mengatakan USTR rnungkin masih akan mengadakan dua kali lagi acara dengar pendapat sebelum mengumumkan keputusannya untuk melanjutkan atau rnenghentikan fasilitas GSP itu.
AS baru-baru ini rnengirim timnya ke Indonesia dan mereka telah menemui beberapa pejabat dan tokoh lembaga swadaya masyarakat. Pejabat yang ditemui antara lain Mensesneg Moerdiono dan Latif sendiri. Ketika ditanya tentang Indonesia, Latif belum bersedia menyampaikan perkiraannya. Namun sampai sekarang, pejabat AS merasa puas terhadap keterangan para pejabat, katanya. T/ EU02/DN03/ 9/11/93 15:44
Sumber:ANTARA (09/11/1993)
_________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 684-685.