PRESIDEN : KERJA SAMA TIR DENGAN SWASTA PERLU

PRESIDEN : KERJA SAMA TIR DENGAN SWASTA PERLU

 

 

Presiden Soeharto mengatakan, untuk meningkatkan hasil Tambak Inti Rakyat (TIR) perlu dilakukan kerja sama dengan perusahaan swasta yang sudah maju dalam bidang usaha perudangan ini.

Kerja sama itu misalnya dalam tukar menukar pengalaman mengelola bidang usaha tambak udang, kata Presiden di depan karyawan dan pimpinan proyek Tambak Inti Rakyat (TIR), di kecamatan Pedes Kabupaten Karawang, Selasa sore.

Dalam kunjungan kerjanya ke proyek TIR tersebut Presiden disertai Ibu Tien Soeharto, Menteri PU Ir. Suyono Sosrodarsono, Menmuda Urusan Produksi Perikanan dan Petemakan Hutasoit, Gubernur Jabar Yogi S.M.

Kunjungan kerja Presid n ke proyek TIR itu dimaksudkan untuk menyaksikan hasil tebaran bibit udang empat bulan lalu. Sekitar 300.000 bibit udang ditebarkan pada 3,7 ha tambak, dan dari tebaran itu diperhitungkan yang masih hidup sekitar 52 persen.

Dari hasil uji coba pertama proyek TIR di Karawang itu ternyata untuk berat satu kilogram bisa mencapai 34 ekor udang. Rencana produksi diperhitungkan dalam satu tahun satu hektar dapat menghasilkan 2,5 ton udang.

Luas seluruh proyek TIR tersebut nantinya 250 ha dengan investasi seluruhnya sekitar sebelas miliar rupiah. Yang baru digarap seluas 3,75 ha oleh para karyawan yang telah dilatih selama lima bulan mengenai penggunaan teknologi pemeliharaan udang.

Presiden mengatakan, walau hasil panen pertama ini cukup menggembirakan, namun banyak persyaratan yang belum terpenuhi misalnya irigasi untuk mengatur keluar masuk air laut dan tawar.

Penanganan proyek tambak udang secara besar-besaran ini memang memerlukan waktu lama, kata Presiden. Ia menyebutkan contoh sebuah perusahaan di Jawa Timur yang telah maju dalam pengelolaan tambak udang baru sepuluh tahun bisa berhasil.

Karena itu tak perlu berkecil hati, teruskan dan tingkatkan usaha ini baik ketrampilan karyawan-karyawannya maupun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.

Jangan sampai terjadi usaha ini asal jalan saja, tetapi benar­benar diusahakan berhasil. Saya yakin bisa, kalau swasta bisa mengapa kita tidak, katanya ketika menyampaikan pesan-pesannya kepada para karyawan TIR tersebut.

Peserta TIR

Mengenai “plasma” (peserta TIR), Presiden mengatakan untuk tahap pertama yakni satu sampai dua tahun, mereka itu (plasma) diterima sebagai pekerja dulu dengan diberikan gaji.

Kalau TIR ini sudah stabil barulah sebagai peserta TIR diperhitungkan keikutsertaan mereka. Namun mereka sudah bisa tinggal di proyek ini dengan mendapat rumah.

Menurut laporan pimpinan proyek TIR Karawang, kurang berhasilnya proyek TIR ini antara lain karena keasaman air yang terlalu rendah, keterampilan, ketekunan dan ketelitian para petugas masih perlu ditingkatkan di samping belum lancarnya aliran listrik sehingga penggantian air tambak terhambat.

Presiden mengharapkan proyek TIR ini berhasil sehingga dapat dijadikan contoh bagi para petani tambak udang untuk meningkatkan produksi maupun pendapatannya.

Presiden dan rombongan yang menggunakan tiga helikopter kembali ke Jakarta sore itu juga. Sebelum kembali ke Jakarta Presiden dan Ibu Tien Soeharto sempat mencicipi udang bakar dan udang rebus hasil panen pertama TIR tersebut. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (09/04/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 671-673.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.