PRESIDEN: KESAN “BERLARI DI TEMPAT”, TIDAK BERALASAN
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengatakan, bila ada pendapat yang menyatakan bahwa peningkatan aspirasi masyarakat akibat keberhasilan pembangunan terkadang memberi kesan seolah-olah “berlari di tempat” atau tidak ada kemajuan, maka itu adalah sangat tidak beralasan karena tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam Pidato di depan Sidang Paripuma DPR-RI, Rabu, selanjutnya Kepala Negara menjelaskan, kesejahteran rakyat mempunyai pengertian yang dinamis. Keberhasilan pembangunan juga meningkatkan aspirasi masyarakat dan dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan itu, muncul pula kebutuhan baru.
“Apa yang dulu tidak dianggap sebagai kebutuhan pokok, sekarang menjadi kebutuhan pokok. Apa yang sebelumnya dianggap sebagai mutu yang memadai, sekarang menjadi kurang memadai,” kata Presiden dalam Pidato Tahunan itu seraya menambahkan semua itu merupakan salah satu perwujudan dari kemajuan.
Dalam masyarakat yang sedang membangun, hal itu merupakan gejala wajar yang perlu ditampung dan disalurkan. Di samping itu, disadari pula, ada sebagian masyarakat yang lebih berhasil dari masyarakat yang lain, terutama dalam memanfaatkan kesempatan-kesempatan baru yang dibuka dan diciptakan dalam pembangunan.
“Perbedaan yang terlalu besar antara warga yang satu dengan warga yang lain, yang melawan rasa keadilan rakyat, perlu dihindari,” tegas Kepala Negara.
Langkah mendasar untuk menciptakan rasa keadilan masyarakat adalah mengembangkan iklim yang sehat, membuka kesempatan yang sama dan menegakkan aturan permainan yang adil bagi semua warga negara.
Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya, ialah perlu terus berusaha mengurangi perbedaan kemampuan warga masyarakat dalam memanfaatkan peluang yang terbuka oleh pembangunan.
Dalam kaitan ini, katanya lagi, peningkatan kualitas manusia dan pengembangan sumber daya manusia memegang peranan yang menentukan.
Prioritas Tinggi
Presiden mengatakan, pada hari-hari memperingati 44 tahun Kemerdekaan Nasional, landasan pembangunan bagi proses tinggal landas akan terus diperkuat dengan melihat kembali seluruh perjalanan bangsa sudah menjadi tekad nasional, pembangunan ekonomi akan ditempatkan prioritas yang paling tinggi, tanpa mengabaikan pembangunan di bidang lain yang juga perlu perhatian.
Pada saat perekonomian Indonesia mendapat tekanan berat, langkah-langkah penyesuaian telah diambil dan tidak jarang langkah itu terasa berat dan menyakitkan, namun semua itu ternyata tidak sia-sia.
Ditegaskannya, kemajuan dan kesejahteraan bangsa hanya akan terwujud melalui pembangunan ekonomi.
“Tidak akan ada keamanan dan ketentraman batin, kalau keadaan perekonomian terbengkalai,” demikian Kepala Negara.
Sumber : ANTARA (19/08/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.297-298.