PRESIDEN : KITA HARUS MENGHADAPI PERSAINGAN YANG MAKIN KETAT

PRESIDEN : KITA HARUS MENGHADAPI PERSAINGAN YANG MAKIN KETAT[1]

 

Jakarta, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto mengatakan, bertambah ketatnya persaingan tidak mungkin kita hindari.

“Tidak adajalan lain, kita harus menghadapinya. Pengalaman selama ini telah memberi bekal yang berharga kepada kita semua. Kita tahu apa yang harus kita lakukan. Kita juga tahu apa yangjangan kita lakukan.” ujarnya.

Hal ini diutarakan Kepala Negara saat memberikan sambutan pada upacara penganugerahan tanda penghargaan Primaniyarta Tahun 1996 Kamis (29/8) pagi di Istana Negara. Penghargaan itu diberikan kepada mereka yang dinilai paling berprestasi dalam meningkatkan ekspor non-migas.

Hambatan-hambatan yang kita rasakan harus kita teliti bersama secara jujur dan benar, untuk kemudian kita singkirkan. Hanya dengan jalan ini kita dapat mencapai harapan-harapan kita, lanjut Kepala Negara.

Sebelumnya, Presiden mengatakan, penggabungan Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas aparat pemerintah di dalam menunjang dunia usaha.

Pemerintah akan terus memberi dorongan bagi perkembangan industri yang menghasilkan barang-barang ekspor. Pada awal pembangunan dahulu, demikian Kepala Negara, kebanyakan industri kita memang diarahkan untuk menghasilkan barang-barang keperluan masyarakat yang waktu itu masih kita impor. Sekarang, industri-industri yang telah lama tumbuh itu harus kita tingkatkan lagi kemampuannya agar menghasilkan barang-barang bermutu tinggi yang dapat kita ekspor.

Dalam rangka ini maka kita harus memperluas pertumbuhan industri hulu, yang harus menjadi sumber bagi bahan baku dalam jumlah yang cukup, mudah diperoleh dan dengan harga yang rendah.

Pendek kata, tambah Kepala Negara, kita harus membangun jaringan perekonomian yang kukuh, mempunyai daya tahan dan efisien. Barang-barang yang kita hasilkan harus mampu bersaing di pasar dunia maupun di pasar dalam negeri. Hanya dengan jalan itu kita akan dapat memanfaatkan peluang yang terbuka lebar dalam perekonomian yang makin terbuka dan perdagangan bebas di masa depan.

Ditambahkan , tidak sedikit pengusaha kita yang besar, yang menengah maupun yang kecil-kecil telah berhasil menembus pasar ke negeri lain. Dari mereka inilah pengusaha-pengusaha kita yang lain dapat belajar.

“Saya ajak saudara-saudara yang berhasil ini memberi informasi dan pengalaman kepada rekan-rekannya yang belum berhasil. Yang tidak kalah penting adalah agar para eksportir kita yang telah mempunyai nama di luar negeri memberi informasi kepada rekan-rekannya di sana mengenai kemampuan kita.”

Untuk lebih mendorong ekspor komoditi unggulan kita, maka Pemerintah menurut Presiden Soeharto akan memberi berbagai kemudahan dalam melaksanakan ekspor kepada perusahaan-peru sahaan yang memperoleh penghargaan Primaniyarta ; khususnya perusahaan-perusahaan yang mengekspor tekstil dan produk-produk tekstil, alas kaki, elektronika, barang jadi kayu, baran gjadi rotan, kulit jadi dan barang jadi kulit.

Ditegaskan Presiden, sangatlah jelas bahwa peningkatan ekspor non migas merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan kita di masa datang. Di tengah­tengah suasana persaingan dalam ekonomi dunia yang makin terbuka, maka peningkatan ekspor non migas memerlukan kegairahan, dinamika dan kreativitas.

Namun ditegaskan Presiden, yang tidak kalah pentingnya adalah suasana kebersamaan dan persatuan antara seluruh potensi dalam rangkaian mata rantai kegiatan ekspor non migas kita. Seluruh kekuatan dunia usaha yang besar, yang menengah dan yang kecil harus membangun jalinan hubungan yang mencerminkan persatuan kekuatan ekonomi nasional kita.

Jangan sekali-kali kita lupakan, bahwa persatuan kesatuan nasional yang mutlak kita perlukan itu bukan hanya di bidang politik, akan tetapi juga di bidang ekonomi.

Hanya dengan semangat persatuan dan kesatuan itulah kita dapat membangun perekonomian nasional yang memberi kesejahteraan rakyat yang sebesar-besarnya.

Inilah amanat pasal 33 UUD 1945 yang harus kita segarkan terus menerus, yang harus kita camkan di lubuk hati kita semua, demikian Presiden.

Singkat Ekonoimi

PRIMANIYARTA – Presiden Soeharto didampingi Menteri Indag Tunky

Ariwibowo Kamis di Istana Negara Jakarta menyerahkan penghargaan Primaniyarta kepada 25 pengusaha/eksportir tingkat nasional dan 42 pengusaha tingkat provinsi atas prestasi mereka. Dalam kesempatan itu Kepala Negara menyerahkan penghargaan kepada Direktur PT. Timika Jaya Nusantara Romeo Sumendap yang bergerak dalam ekspor perikanan di Kawasan Timur Indonesia.

Sumber : SUARA PEMBARUAN (02/09/1996)

_____________________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVIII (1996), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal 50-52.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.