PRESIDEN LANTIK KOMANDAN DJENDERAL AKABRI: DOKTRIN PERANG KITA TETAP MEMERLUKAN ANGKATAN PERANG

PRESIDEN LANTIK KOMANDAN DJENDERAL AKABRI:

DOKTRIN PERANG KITA TETAP MEMERLUKAN ANGKATAN PERANG [1]

 

Djakarta, Sinar Harapan

Presiden Soeharto selaku Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersendjata, Senin pagi, telah melantik dan menjerah-terimakan djabatan Komandan Djenderal AKABRI (Akademi Angkatan Bersendjata RI) dari tangan Laksamana Muda (L) Rachmat Sumenglar kepada penggantinja Laksamana Muda (Ud). Sutopo bertempat di Aula Hankam, Djl. Merdeka Barat.

Presiden Soeharto dalam pelantikan ini menekankan bahwa walaupun doktrin perang jang kita anggap sama sekali djauh dari nafsu agressi keluar atau ekspansi akan tetapi Angkatan Bersendjata jang kuat dan tangguh tetap merupakan kebutuhan jang mutlak. Sehingga mampu melindungi dan mempertahankan keutuhan wilajah dan kedaulatan Negara.

Sesuai dengan kemadjuan dibidang lain dalam abad modern dewasa ini, maka bidang kemiliteranpun mengalami kemadjuan2 besar pertama dengan adanja penemuan2 baru dibidang technologi jang berkembang dengan tjepat prospek2 mendatang ini harus mendapatkan perhatian dalam pendidikan Taruna, tanpa menghilangkan sifat2 chusus jang mendjadikan doktrin dan kebutuhan pembangunan kekuatan ABRI.

Akademi Angkatan Bersendjata, demikian Presiden Soeharto, merupakan tempat pendidikan jang terpenting, oleh karena didalam Akademi inilah ditempa kepribadian, dasar2 kepemimpinan, semangat pengabdian, pengetahuan dan ketrampilan tjalon2 perwira2 kita, dan dapat dikatakan mutu kemampuan dan martabat Angkatan Bersendjata kita dimasa depan untuk sebagian landasan2 terletak dalam pendidikan Taruna2.

Karena adanja faktor kepemimpinan dan semangat berdjoang jang lahir bersama2 dengan lahirnja ABRI dalam perang kemerdekaan maka dalam waktu sepuluh tahun jad. Pradjurit ABRI jg lahir bersama2 perang kemerdekaan itu telah tiba waktunja untuk mengundurkan diri dari ABRI kita.

Perwira2 dan pemimpin2 Angkatan berganti dengan perwira dari generasi baru jang tak rasakan langsung semangat perdjoangan itu tanpa mengurangi semangat pengabdian tjita2 kemerdekaan, Pantjasila dan UUD 45.

Ditandaskan lagi oleh Presiden Soeharto agar dari pendidikan AKABRI ini harus dilahirkan perwira2 Indonesia ialah Warga Negara jang memilih Angkatan Bersendjata sebagai bidang pengabdiannja kepada Bangsa dan Negara jang memiliki sifat2 sebagai hamba Tuhan, insan politik, insan sosial, insan perdjoangan dan insan militer jang bersumber kepada Pantjasila dan semangat UUD 45.

Achirnja Presiden Soeharto katakan lagi, agar AKABRI dalam rangka mewudjudkan integrasi ABRI sesuai dengan kebidjaksanaan jang digariskan, maka integrasi Akademi2 Angkatan adalah mutlak dilaksanakan, tanpa hilangkan sifat chas jang dimiliki oleh setiap Angkatan.

Integrasi ini tidak hanja sekedar integrasi setjara kurikuler sadja, melainkan djuga pengintegrasian organisasi dan pembinaan jang bertudjuan pokok untuk wudjudkan integrasi mental, sikap dari seluruh Angkatan Bersendjata.

Pelantikan Dan Djen. AKABRI baru ini dihadiri djuga oleh Panglima2 Angkatan dari ABRI. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (11/11/1968)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 179-180.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.