PRESIDEN: MANFAATKAN TANAH SECARA EFISIEN

PRESIDEN: MANFAATKAN TANAH SECARA EFISIEN

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengingatkan bahwa tanah harus dapat dimanfaatkan secara efisien, mengingat luasnya yang tidak berubah sementara kegiatan pembangunan yang makin meningkat makin banyak memerlukan tanah.

“Kita harus terus mencari jalan keluar untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna tanah yang makin terasa kurang dibanding kebutuhan yang terus meningkat,” kata Kepala Negara ketika membuka Kongres IV Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Pada pembukaan kongres PERAGI yang sekaligus menandai pembukaan simposium agronomi 1989, Presiden Soehartojuga menekankan pentingnya bangsa Indonesia menjaga kelestarian tanah sebagai kekayaan alam, dalam upaya mewujudkan tanggungjawab generasi sekarang kepada generasi yang akan datang.

Menurut Presiden, pembentukan Badan Pertanahan Nasional menunjukan adanya usaha pemerintah dan bangsa Indonesia agar penggunaan serta pengelolaan tanah dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Diakuinya, masalah tanah merupakan masalah kompleks. “Namun saya berharap saudara-saudara tidak hanya berhenti pada pengenalan masalah, melainkan dengan penuh kesungguhan terus mencari altematif jawaban untuk mengambil keputusan yang tepat,” katanya di depan 500 peserta Kongres yang dijadualkan berlangsung dua hari tersebut.

Dijelaskan pula, dewasa ini bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan industrialisasi.

“Namun, samasekali tidak berarti pembangunan pertanian diabaikan. Justru sebaliknya, dalam rangka membangun industri yang kuat kita terns meningkatkan pembangunan pertanian agar makin tangguh,” katanya.

Kepala Negara mengingatkan, pertanian yang tangguh akan menjamin pasaran dan bahan baku yang andal bagi industri sekaligus memperkuat industri.

Demikian pula sebaliknya, industri yang kuat akan melipatgandakan nilai tambah hasil pertanian, dan mendorong modernisasi pertanian.

Dewasa ini, sambungnya, peranan sektor industri masih lebih rendah dibanding sektor pertanian, baik dilihat dari sudut nilai tambah maupun dari segi penyerapan tenaga kerja.

“Walaupun kita harus memperbesar peranan sektor indutri, namun tidak berarti pembangunan pertanian boleh kita kendorkan” demikian Kepala Negara.

 

 

Sumber : ANTARA (23/01/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 734-735.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.