PRESIDEN: MASYARAKAT ADIL MAKMUR TERUS MENDEKAT

PRESIDEN: MASYARAKAT ADIL MAKMUR TERUS MENDEKAT[1]

Jakarta, Media Indonesia

Presiden Soeharto menyatakan keyakinannya selangkah demi selangkah cita­ cita terwujudnya masyarakat adil makmur terus mendekat, dengan terus dikembangkannya stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan pembangunan. Presiden Soeharto menegaskan hal itu ketika membacakan Pidato Akhir Tahun 1994, Sabtu (31112) malam, menandai pergantian tahun. Pidato akhir tahun itu disiarkan TVRI dan RRI ke seluruh pelosok Tanah Air. Kepala Negara juga menyampaikan arti pentingnya tahun 1995, karena pada tahun ini Kemerdekaan Indonesia akan genap berusia 50 tahun.

“Sebab itu kita berketetapan hati menjadikan negara ini menjadi negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”

Namun dalam kesempatan itu Presiden mengingatkan ditengah suasana harapan baru itu, dengan rasa prihatin masih disaksikan penderitaan sesama manusia, akibat masih terjadinya konflik bersenjata di berbagai kawasan, perpecahan nasional serta pertikaian yang bersumbe pada perbedaan ras dan agama. Karena itu Kepala Negara menyatakan sesuai dengan tugas nasional yang utama membangun bangsa ini, maka perhatian dicurahkan pada upaya yang memperkuat pembangunan bangsa. “Kita segarkan kembali kerja sama Selatan-Selatan, menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan dengan langkah nyata dan penuh tanggungjawab terutama dalam kedudukan kita sebagai Ketua GNB dan tuan rumah pertemuan para pemimpin ekonomi APEC di Bogor, November lalu,” tandas Presiden. Menurut Kepala Negara, di masa mendatang, dunia umumnya dan kawasan Asia Pasifik khususnya akan memasuki perdagangan bebas. “Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, kita akan masuk dalam suasana perdagangan bebas tersebut.” Jika tidak bersedia ikut dalam arus besar perkembangan dunia itu, maka akan tertinggal dan makin jauh tertinggal di belakang. Karena itu, kata Kepala Negara, “tidak ada jalan lain kita harus siap, harus menyiapkan diri dari sekarang juga, harus menghimpun seluruh kekuatan ekonomi bangsa yang sudah besar yang sedang maupun yang kecil.” Pada bagian lain Presiden mengemukakan mengenai laju pertumbuhan ekonomi tahun 1994 yang diperkirakan melampaui 6,2% yang merupakan sasaran tahun pertama Repelita VI. Sementara itu laju inflasi cukup tinggi, kendati masih tetap di bawah 10%. Kepala Negara juga mencatat sektor industri menunjukkan perkembangan yang cukup memadai sementara sektor pertanian mengalami perlambatan terutama karena musim kemarau yang kering dan panjang.

“Hal itu, menunjukkan perkembangan perekonomian pada tahun 1994 cukup baik,” kata Presiden.

Perkembangan perekonomian yang cukup baik itu, menurut Kepala Negara, ditandai dengan naiknya ekspor non migas pada bulan-bulan terakhir tahun 1994, meskipun sebelumnya sempat turun. Impor non migas, tambah Presiden, juga naik terutama karena meningkatnya penanaman modal dalam negeri dan modal asing.

Sumber: MEDIAINDONESIA(02 /0l/1995)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 11-13.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.