PRESIDEN MENDADAK ADAKAN PERTEMUAN DG PARPOL2/GOLKAR

PRESIDEN MENDADAK ADAKAN PERTEMUAN DG PARPOL2/GOLKAR [1]

 

Djakarta, Berita Buana

Presiden Soeharto pada hari Rabu petang dan malam telah mengadakan pertemuan konsultasi dengan pimpinan Parpol dan Golkar. Pertemuan tsb, berlangsung dalam 3 gelombang. Dari djam 17.00 – 18.00 dengan pimpinan PNI, IPKI, MURBA, PARKINDO dan Katholik. Sedang antara djam 19.00 s/d djam 20.00 dengan NU, PSII, PERTI, PARMUSI dan antara djam 20.00 s/d 21.00 dengan GOLKAR. Demikian keterangan Sek. Kab. Soedharmono SH kepada pers Kamis kemarin di Bina Graha.

Apa jang dibitjarakan pada pertemuan jang mendadak tersebut Soedharmono SH, tak mau memberikan keterangannja. Ia hanja menegaskan bahwa dalam waktu satu dua hari lagi akan diadakan pertemuan lebih landjut.

Pokoknja demikian Soedharmono, bahwa Presiden memberikan pendjelasan tentang hal2 jang dianggap penting setjara nasional pada masa2 sesudah pemilu. Chususnya mengenai persiapan2 menghadapi peresmian DPR dan MPR hasil Pemilu. Adapun pimpinan2 Parpol Golkar jang mengikuti pertemuan itu jalah: Katholik di wakili oleh I.j. Kasimo dan dan Dacosta, PSII Anwar dan Bustaman, NU Idham Chalid, PERTI, diwakili oleh Ruslu Chalil dan Judoparipurno, GOLKAR, Drs FX Moerdopo dan Supardjo, PARMUSI, Mintaredja SH dan Moh Thamrin, PARKINDO, Alex Wenas dan S. Siraith, PNI, Isnaneni dan Hardjanto.

MURBA, Maruto dan Murhantoko, sedang IPKI diwakli oleh Hasjim Ning dan Hidajat.

Sementara itu SH memperoleh keterangan bahwa Presiden Soeharto pada kesempatan tsb mengemukakan harapan agar diwaktu2 mendatang terdjadi kristalisasi setjara demokratis jang menuju terbentuknja 3 Partai Politik di Indonesia.

Perudjudan dari harapan itu, oleh Kepala negara diinginkan dapat terlaksana sebelum Pemilihan Umum jang ketiga tahun 1976.

Tentang DPR hasil Pemilihan jang akan dilantik tanggal 28 Oktober, Presiden mengemukakan agar pimpinannja terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua jang diambil dari tiap fraksi. Dengan demikian diharapkan dapat menampung aspirasi-aspirasi jang hidup dalam kelompok pemikiran politik dalam masjarakat.

Dalam mengambil keputusan2 diharapkan tjara musjawarah untuk mentjapai mufakat sebagai tjiri chas dari Demokrasi Pantjasila tetap dipertahankan.

Mendagri Lapor Presiden

Sementara itu siang kemarin Menteri Dalam Negeri Amir Machmud disertai Kas Kar Hankam Letdjen Darjatmo telah melaporkan kepada Presiden mengenai tehnis persiapan pelantikan DPR hasil Pemilu jg akan rentjananja akan dipimpin oleh anggota jang tertua dibantu dengan anggota jang termuda, sesuai dengan UU.

Djuga dewasa ini sedang dipersiapkan Surat Penetapan Presiden mengenai ke 450 orang anggota DPR hasil pemilu tsb.

“Bagaimana dengan pemilihan ketua nanti”, tanja wartawan2.

“Itu semua tergantung dengan DPRnja sendiri, Mereka nanti jang akan memilih,” demikian Sek. Kab. Soedharmono SH, jang ikut mendampingi Menteri Dalam Negeri menghadap Presiden.

Tentunja djuga dibitjarakan hasil pertemuan semalam, “kok pembitjaraannja sampai lama sekali pak?”, tanja seorang wartawan.

“Kurang tahu”, demikian Soedharmono sambil tersenjum meninggalkan wartawan.

Presiden Terima Mensos

Sementara itu Presiden telah pula menerima Menteri Sosial Mintaredja SH jang melaporkan dan mengusulkan kepada Presiden tentang rentjana kerdja Departemen Sosial itu. Menurut pandangannja, Dep. Sos. tidak boleh bekerdja seperti tahun2 jang lalu jang hanja bersifat pilantropis sadja. Tetapi hendaknja betul2 Dep. Sos digiatkan dalam pembangunan. Misalnnja dalam pengurusan jatim piatu, djanganlah mereka hanja dibantu terus, djadi hanja bersifat diberi belas-kasihan sadja. Ia mengusulkan agar jatim piatu djuga diberi projek misalnja dalam pertanian dengan bibit2 unggul dsb.

Dengan adanja projek2 tsb mereka mendapat kredit jang harus dikembalikan dalam djangka waktu tertentu. Djadi kerja dari Dep. Sos. betul2 berentjana. Demikian Mintaredja SH dalam keterangannja kepada pers. Dikatakan bahwa Presiden setudju atas usul2nja. Atas pertanjaan apakah benar Menteri Agama itu orang Achmadiyah, didjawab bahwa hal tsb tidak benar. Ia bukanlah orang politis dan memang non parpol maupun ormas, mungkin sedjak ketjilnja ia hidup dalam lingkungan Muhammadiyah. (DTS)

Sumber: BERITA BUANA (08/10/1971)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 795-796.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.