PRESIDEN MENEGASKAN: SAJA SEDANG SEMPURNAKAN ANGK. DARAT [1]
Djakarta, BERITA YUDHA
Presiden/PANGTI ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno mengatakan, bahwa dengan pengangkatan Major Djenderal Soeharto sebagai Men/Pangad berarti untuk menjempurnakan Angkatan Darat, membuat Angkatan Darat lebih baik, lebih kompak untuk menghantam musuh2 kita. Hal itu dinjatakan Presiden pada upatjara pelantikan Major Djenderal Soeharto mendjadi Menteri Panglima Angkatan Darat pada Sabtu pagi bertempat di Istana Negara.
Hadir pada upatjara itu selain Presedium Kabinet, djuga Menteri/Pangal Laksamana Madya L Martadinata, Men/Pangak Irdjen. Pol. Sutjipto Judodihardjo, sedjumlah Menko dan Menteri, para Atase Militer dari negara2 sahabat dan Perwira2 Tinggi lainnja dari keempat angkatan.
Ditegaskan oleh Presiden, bahwa peristiwa jang diakibatkan oleh apa jang menamakan dirinja “Gerakan 30 September” itu memang merupakan salah satu kedjadian jang tidak njaman dalam revolusi kita. Memang telah terdjadi kedjadian2 jaitu kedjadian2 dalam Angkatan Darat, dalam Tjakrabirawa, dalam Angkatan Udara dan dalam kehidupan politik kita pada umumnja.
“Tapi marilah kita bersama2 mengatasi segala kedjadian jang tidak njaman itu dengan sampai kita kehilangan kita punja akal, kita punja kepala, agar supaja revolusi kita tetap berdjalan diatas relnja menudju tjita2 revolusi kita jang maha hebat itu”, kata Bung Karno.
Dikemukakan selandjutnja, bahwa pihak nekolim sangat berdjingkrak2an, tatkala mendengar terdjadinja peristiwa “G 30 September” itu. Mereka itu tampak sekali sungguh2 senang bertepuk tangan, oleh karena mereka mengira kita akan hantjur atau runtuh dengan terdjadinja petualangan “Gerakan 30 September” itu.
Diperingatkan oleh Kepala Negara bahwa kaum nekolim adalah musuh kita jang besar oleh karena itu kita djanganlah sampai terpukau oleh kedjadian2 jang terdjadi ditanah air kita achir2 ini, sehingga kita melupakan tugas revolusi kita untuk menghantjur-leburan kaum nekolim dan Negara boneka “Malaysia”. Djanganlah kita seolah2 terlalu terpengaruh oleh emosi dan sentimen akibat terdjadinja “Gerakan 30 September” itu,
Dikemukakan pula, bahwa peristiwa “Gerakan 30 September” itu malahan akan membuat rakjat Indonesia lebih menjempurnakan segala kekuatan, agar dalam menghadapi nekolim kekuatan RI lebih hebat dan lebih kompak lagi. Menurut Presiden dengan diangkatnja Major Djenderal Soeharto sebagai Men/Pangad jang baru, maka sekarang saja sedang menjempurnakan Angkatan Darat, membuat AD lebih baik, lebih kompak untuk menghantam musuh2 kita.
Kepala Negara mengadjak seluruh rakjat Indonesia untuk bersama2 berusaha menjempurnakan ABRI kita, agar perdjuangan kita bersama lebih ulet lagi dari jang sudah2. Ingatlah, bahwa kita semua kini sedang berhadapan setjara langsung dengan nekolim. Ditandaskan, bahwa hantjurnja nekolim adalah kuntji hari kemudian kita. Revolusi Indonesia Jang maha dahsjat ini hanja akan berhasil, bila kita semua dengan sepenuh hati mendjalankan pantja azimat revolusi.
Tenang Dan Tertib
Emosi2 dan sentimen2 jang dibakar2 terus tidak akan dapat menjelesaikan sesuatu persoalan dengan tepat, dalam hal ini untuk mentjari penjelesaian dibidang politik berkenaan terdjadinja peristiwa apa jang dinamakan “Gerakan 30 September” itu.
Hanja dalam suasana tenang dan tertib bisa melihat dan menemukan fakta2 jang lengkap fakta2 jang penuh. Saja tidak mau melihat fakta2 jang berselimut. Jang saja perlukan jalah fakta2 jang se-penuh2nja, agar supaja bias mengambil penjelesaian dibidang politik jang tepat”, kata Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Dalam keadaan jang bagaimanapun djuga, kita harus tetap mengetahui kedjadian2 jang sebenarnja, agar supaya revolusi kita jang laksana gelombang jang maha dahsjat itu menjapai tudjuannja. Ini kewadjiban kita semua sebagai putera2 revolusi.
Kaum nekolim betul2 mengharapkan agar supaja kita hanjur. Tetapi apa kenjataanja? Indonesia tetap tidak hantjur, malahan akan terus bertambah kuat dan tegap. “We are stil going strong”, kata Bung Karno.
Tiap2 revolusi jang besar adalah sematjam sungai jang maha dasjat, jang selalu mengalami pasang surut. Tetapi jang penting bagi kita dalam mengatasi pasang surut itu, kita tidak boleh kehilangan akal.
Pada akhir amanatnja ketika melantik Men/Pangad jang baru itu, berkatalah Bung Karno:
“Soeharto, saja perintahkan kepadamu, agar berkertja sebaik2nja dalam memimpin Angkatan Darat. Semoga Tuhan beserta kita semua dan beserta kau”. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (18/10/1965)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 123-125.