PRESIDEN : MENENTANG PENJAJAHAN MASALAH PRINSIP BAGI INDONESIA

PRESIDEN : MENENTANG PENJAJAHAN MASALAH PRINSIP BAGI INDONESIA

Presiden Soeharto menegaskan di Jakarta, Sabtu pagi, bahwa menentang penjajahan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah prinsip karena penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dalam pidato balasannya ketika menerima surat-surat kepercayaan Duta Besar baru Republik Tanzania untuk Indonesia Ndugu Mohammad Ali Foum di Istana Merdeka, Jakarta, Kepala Negara menyatakan bahwa sikap menentang penjajahan ini sudah dinyatakan bangsa Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945.

Karena itu pula, kata Presiden, Pemerintah dan rakyat Indonesia secara konsisten mengutuk Politik apartheid dan penindasan yang dijalankan di Afrika Selatan.

Presiden mengemukakan pula bahwa persahabatan dan kerjasama merupakan tiang-tiang pokok politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Oleh karena itu bangsa Indonesia ingin mengembangkan persahabatan dan kerjasama dengan semua bangsa atas prinsip saling hormat-menghormnati dan saling memberi manfaat, tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing2.

Ketika menyinggung hubungan bilateral antara kedua negara, Presiden menyatakan bahwa Indonesia dan Tanzania akhir2 ini secara nyata telah melaksanakan kerjasama teknik yang memberikan manfaat kepada rakyat kedua negara.

Secara ekonomi mungkin kerjasama teknik itu tidaklah begitu besar. Namun langkah2 yang diambil itu mencerminkan kemauan politik Dunia Ketiga untuk membangun Tata Ekonomi Dunia baru. Dalam membangun tata ekonomi yang demikian itu semua bangsa memikul tanggungjawab dan ikut merasakan secara adil kemajuan dan kesejahteraan seluruh umat manusia.

Kerjasama teknik dan ekonomi antar negara2 berkembang itu, menurut Presiden, akan benar2 bermanfaat karena negara2 berkembang memiliki kebutuhan dan tradisi sosial ekonomi yang sama, lebih2 jika kerjasama itu dipilih secara tepat.

Jika kerjasama teknik dan ekonomi itu dilaksanakan secara baik dan tepat maka usaha ini akan dapat mempercepat peningkatan kemampuan negara2 sedang berkembang bersangkutan.

Tegaskan. Kembali Dukungan

Setelah menerima surat2 kepercayaan Duta besar baru Tanzania itu, Presiden menerima surat2 kepercayaan Duta Besar baru Republik Arab Mesir untuk Indonesia Wagih Mohammed Roushdy.

Dalam pidato balasannya Presiden menegaskan kembali dukungan Indonesia secara konsekuen terhadap perjuangan bangsa2 Arab dan Palestina dalam masalah Palestina dalam konflik Arab-lsrael.

Presiden menyatakan kegembiraannya menyaksikan terus terbinanya hubungan akrab antara Republik Indonesia dan Republik Arab Mesir, sehingga terjalin pula kerjasama yang erat antara kedua negara baik secara bilateral maupun dalam forum-forum internasional.

Kepala Negara menekankan babwa dunia akan damai dan sejahtera jika semua negara dan bangsa di dunia dapat menjalin persahabatan yang tulus kerjasama yang saling memberi manfaat dan tolong-menolong yang ikhlas.

Namun kenyataannya, dunia masih jauh dari suasana damai tapi berbagai kawasan masih terdapat sumber2 ketegangan, antara lain masalah Palestina.

Dalam masalah ini, Indonesia tegas sikapnya; mendukung secara konsekuen perjuangan bangsa2 Arab dan Palestina untuk mendapatkan hak2 mereka yang adil dan sah.

Di samping masalah perdamaian, Presiden menyatakan bahwa dunia dihadapkan pada masalah memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan dua pertiga umat manusia yang mendiami negara2 sedang membangun, yang masih dalam keadaan terbelakang.

Dalam mengatasi masalah yang sarna sekali tidak boleh diabaikan ini, sebagai sesama negara berkembang, Indonesia dan Me’sir bertekad untuk terus berusaha mengembangkan kerjasama nyata, yang dapat dirasakan manfaatnya oleh-rakyat di kedua negara, kata Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan terima kasih kepada Presiden Anwar Sadat atas harapan2 dan doa2 Presiden Mesir itu yang tertuju kepada rakyat Indonesia dan Presiden Soeharto pribadi. (DTS).

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (19/09/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 140-142.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.