PRESIDEN MENERIMA TIGA DUBES BARU
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto di Istana Merdeka Jakarta Kamis pagi menerima surat-surat kepercayaan dari tiga duta besar baru untuk Indonesia, yaitu Khalifa Husain Al-Musalam dari Kuwait, Istvan Debreczeni dari Republik Hongaria dan Torolf Raa dari Kerajaan Norwegia.
KhalifaAl-Musalam merupakan Dubes Kuwait pertama yang berkedudukan di Jakarta, setelah kedutaan besar negara Arab itu dibuka di Indonesia.
Namun Kuwait tidak asing bagi rakyat Indonesia terutarna setelah kunjungan Amir Kuwait Shaikh Jaber Al Ahmad Al Jaber ke negeri ini beberapa tahun lalu. “Dengan dibukanya kedutaan besar di Jakarta, kami berharap agar hubungan persahabatan dan kerjasama kedua negara akan dapat ditingkatkan,” kata Presiden dalam pidato balasannya.
Dalam kesempatan itu pemimpin Indonesia itu menegaskan lagi keyakinan bangsanya bahwa perdamaian yang adil dan kekal di kawasan Timur Tengah tidak akan tercapai tanpa penarikan mundur Israel dari semua wilayah Arab yang diduduki, termasuk Jerusalem, dan pengembalian hak-hak nasional rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka.
“Dalam kaitan inikami tidak ragu-ragu mengakui proklamasi kemerdekaan negara Palestina,” tegas Presiden Soeharto.
Iajuga memuji peranan Kuwait sebagai tuan rumah KTI Organisasi Konferensi Islam (OKI) V yang sukses. Presiden berharap melalui OKI dapat membawa umat Islam menuju persatuan, kemajuan dan kesejahteraan.
Sebagai anggota OPEC, Indonesia dan Kuwait juga perlu bekerjasama dalam mempertahankan keutuhan organisasi dan kesatuan sikap semua negara anggotanya. “Kami yakin, dengan kesatuan sikap itu kita akan berhasil mempertahankan kestabilan harga minyak dunia,” demikian Presiden.
Kepada Istvan Debreczeni, yang diangkat lagi menjadi Dubes di Indonesia untuk kedua kalinya, Presiden Soeharto menyambut baik keinginan Hongaria mengembangkan hubungan ekonomi dan perdagangan.
“Saya percaya, penugasan Yang Mulia untuk kedua kalinya di negeri ini akan lebih berhasil dalam mempererat persahabatan dan kerjasama kedua bangsa kita,”ujar Presiden.
Dikemukakannya, untuk mengatasi situasi ekonomi dunia yang belum menggembirakan sekarang diperlukan upaya sungguh-sungguh dari negara maju maupun negara berkembang.
“Oleh sebab itu Indonesia selalu menekankan pentingnya menggalakkan kembali dialog Utara-Selatan untuk membangun tata ekonomi dunia baru yang menjamin kemajuan, kesejahteraan dan keadilan semua bangsa,”demikian Soeharto.
Ketika menerima Dubes Torolf Raa dari Norwegia, Presiden menilai kerjasama di bidang perminyakan amat penting, khususnya untuk menjaga agar harga minyak mantap pada tingkat layak.
Indonesia menghargai sikap Norwegia yang membatasi produksi minyaknya. “Sebagai penghasil minyak terbesar di Eropa, setelah Inggeris, saya mengharapkan Norwegia terns memainkan peranan yang konstruktif untuk mengendalikan produksi minyak,” kata Presiden.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (15/12/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 223-225.